MILAN (RIAUPOS.CO) -- Sejak awal kedatangannya, Antonio Conte memang diyakini bakal membangkitkan performa Inter Milan musim ini. Tetapi, hanya segelintir pihak yang menyangka bahwa The Godfather--julukan Conte--bisa secepat ini mengubah Nerazzurri dari tim yang hanya bersaing untuk empat besar menjadi penantang serius Juventus untuk scudetto.
Bagaimana tidak. 100 hari Conte bersama Inter di ajang resmi berjalan mulus. Inter dibuatnya jadi capolusta Serie A dengan selisih satu poin dari Juve yang ada di posisi kedua (37-36) dan sedikit lagi lolos ke fase knockout Liga Champions. Selain itu, pelatih asal Italia tersebut membukukan persentase tertinggi dalam karir melatihnya setelah bersama timnas Italia.
Bahkan, 100 hari Conte lebih baik dari Leonardo Araujo pada musim 2010-2011 (50 persen) yang punya persentase kemenangan terbaik sebagai pelatih Inter sejak era milenial. Conte juga lebih superior daripada Jose Mourinho di musim pertamanya pada 2008-2009 yang "hanya" membukukan 62,5 persen pada 100 hari pertamanya.
Tolok ukur tangan dingin Conte bersama Inter bukan hanya terlihat dari persentase kemenangan yang ditorehkannya. Lebih jauh, pelatih 50 tahun itu mampu menerapkan formasi tre difensori yang disempurnakan dengan lahirnya duet maut Laukaku (Lautaro Martinez-Romelu Lukaku). Di Serie A, kombinasi dua elemen itu cukup ampuh. Buktinya, Inter jadi tim kedua terbaik untuk produktivitas gol dengan memasukkan 31 gol dan kemasukan 13 gol. Hanya kalah tipis dari Atalanta untuk urusan mencetak gol (34 gol) dan Juventus dengan pertahanan terbaik (kebobolan 12 gol).(io/eca)
Laporan JPG, Milan