(RIAUPOS.CO) -- PSPS mendapatkan perlawanan yang ketat di kompetisi Liga 2 musim 2019. Tergabung di wilayah barat, tim kebanggaan masyarakat Riau ini harus bersaing dengan 11 klub lainnya.
Sriwijaya FC, PSMS (tim degradasi Liga 1), Persis Solo, Persita Tangerang (nyaris lolos Liga 1), Bogor FC, Cilegon United, Perserang, PSGC, Persiraja, PSCS dan Babel United. Babel United merupakan tim hasil marger antara Aceh United dengan PS Timah Babel.
Komposisi wilayah barat yang diisi dua tim degradasi dari Liga 1 yaitu PSMS dan Sriwijaya FC, kemudian dua kontestan delapan besar liga 2 musim lalu Persis Solo dan Persita Tangerang yang kembali mengusung misi lolos ke Liga 1 musim depan membuat peluang anak-anak PSPS lolos ke babak delapan besar sulit.
Bahkan jika tidak bisa meraih poin di lanjutan Liga 2, bukan tidak mungkin tim yang diarsiteki Raja Faisal ini akan terperosok ke jurang degradasi.
Mengingat ke pelatihan yang dipimpin Bona Simanjuntak (mantan pelatih PSPS) dengan memainkan pola 4-3-3, Daniel Junaidi dan kawan-kawan ganas di babak pertama dan cenderung melemah di babak kedua, padahal pemain yang dihadapi secara level jauh di bawah.
Melihat performa Riki Dwi Saputro dkk masih mengkhawatirkan. Selain stamina jelek kerjasama antar lini belum rapi. Itu terlihat ketika area pertahanan PSPS kocar-kacir mendapatkan high pressing.
PSPS dengan waktu yang cukup singkat harus memutar otak mendapatkan formula mumpuni melakoni Liga 2 yang super ketat. Apalagi pasca ditinggalkan pelatih PSPS Bona Simanjuntak disertai tujuh pemain PSPS yang juga ikut mengundurkan diri dari Askar Bertuah.
Saat ini PSPS di karteker Raja Faisal hanya mempunyai 15 pemain. Raja pun langsung mengubah dengan memainkan pola 4-2-3-1. Pola terebut dinilai Raja sangat ampuh dan terbukti menang mendapatkan poin penuh ketika menjamu Sriwijaya FC. Namun setelah itu PSPS kembali menuai kekalahan saat dilaga away maupun di laga tandang.
Sejumlah penonton yang melihat persiapan Askar Bertuah di beberapa laga sangat pesimis dengan tim musim ini. Akankah PSPS berjaya di musim ini atau malah sebaliknya. Terjerumus ke jurang degradasi ke Liga 3.
Dari 9 laga bertandingan yang dimainkan, PSPS hanya mampu meraih lima angka, berada di peringkat ke 11 klasemen sementara.
Solusi jitu pun disampaikan Raja yang berkeinginan merekrut mantan pemain dari klub besar di Tanah Air. Hal tersebut dilakukan Raja Faisal agar bisa menyelamatkan PSPS dari jurang degradasi ke Liga 3. Karena menurutnya, PSPS merupakan marwah Riau harus harus diperjuangkan mati-matian.
Pasca ditinggal tjuh pemainnya, kini PSPS harus berjuang maksimal dengan 15 pemain yang ada. Agar PSPS bisa bermain maksimal, Raja sudah berkomunikasi dengan sejumlah pemain dari mantan pemian dari klub-klub besar di Indonesia.
Raja mengatakan, sudah menyampaikan kepada manajemen PSPS agar bisa merekrut pemain baru. Hal tersebut bertujuan untuk membantu PSPS Riau dan bisa bermain maksimal di Liga 2 yang saat ini PSPS hanya tinggal 15 pemain.
Bahkan Raja mengaku sudah menghubungi pemain yang akan direkrutnya itu, dan mereka bersedia bergabung dengan tim PSPS. Pemain yang akan direkrut itu dari berbagai klub besar di Indonesia di antara seperti Sriwijaya FC, Persija dan Aceh United,” jelasnya.
“Saya sudah sampaikan kepada manajemen. Semua tergantung manajemen. Kita sangat perlu sekali mendatangkan pemain baru itu untuk membantu PSPS Riau di Kompeitisi Liga 2 ini,” terangnya.
Menanggapi hal tersebut, Humas dan Media Officer PSPS Riau M Teza Taufik mengatakan, sudah bernegosiasi dengan beberapa pemain. Ada yang statusnya mantan pemain Persija Jakarta, mantan pemain Sriwijaya FC, dan ada juga mantan pemain PSPS.
Dijelaskannya, direkrutnya pemain-pemain ini nantinya akan mengisi kepergian tujuh pemain yang sebelumnya mengundurkan diri.(eca)
Laporan DOFI ISKANDAR, Pekanbaru