MUNCHEN (RIAUPOS.CO) – Angka 11 menanti Bayern Munchen dan Paris Saint-Germain musim ini (2022–2023). Bayern membidik sebelas Meisterschale beruntun, sedangkan PSG menargetkan titel kesebelas L’Hexagoal.
Kekuatan Bayern dan PSG sejatinya tereduksi di bursa transfer musim panas tahun ini. Bayern ditinggal bomber andalan sekaligus pemain terbaik dunia dua tahun terakhir, Robert Lewandowski, ke FC Barcelona. PSG juga harus berpamitan dengan winger Angel Di Maria.
Tetapi, kepergian mereka malah memberi dimensi baru dalam skema permainan tim. Tanpa Lewy yang mencetak 344 gol dalam 375 laga selama delapan musim, Die Roten yang mendapatkan Sadio Mane dari Liverpool FC tidak lagi bermain direct.
Der trainer Bayern Julian Nagelsmann lebih bisa memaksimalkan pemain lain untuk mencetak gol. Seiring juga mendapatkan dua nama masa depan timnas Belanda, bek Matthijs de Ligt dan gelandang Ryan Gravenbarch, skuad Bayern lebih dari cukup untuk memenangi Bundesliga kali ke-32.
Bandingkan dengan rival Der Klassiker Bayern, Borussia Dortmund (BVB), yang kehilangan mesin gol Erling Haaland ke Manchester City. Juara DFB-Pokal RB Leipzig dan kampiun Liga Europa Eintracht Frankfurt yang disebut sebagai pesaing lain Bayern juga tidak membuat transfer wah.
Pembelian penting RBL hanya bek kiri David Raum dari TSG 1899 Hoffenheim. Eintracht malah masih berharap kepada gelandang eks Dortmund, Marco Reus.
”Bayern adalah satu-satunya penantang gelar juara (Bundesliga). Kami, Leipzig, (Bayer, red) Leverkusen, maupun Eintracht bisa juara hanya ketika Bayern tidak menginginkannya,’’ kata CEO BVB Hans-Joachim Watzke kepada DAZN.
Farmers League –begitu olok-olok untuk Bundesliga karena didominasi satu tim (Bayern)– juga terjadi di Ligue 1. Kekuatan PSG masih sulit ditandingi musim ini. Keberhasilan mempertahankan Kylian Mbappe dari godaan Real Madrid sudah lebih dari cukup bagi Les Parisiens yang masih memiliki Neymar Jr dan Lionel Messi yang semakin beradaptasi dalam musim keduanya di Ligue 1.
Itu masih ditambah Sergio Ramos yang mendapatkan kondisi fisik prima selama pramusim. Musim lalu, ketangguhan Ramos tidak terlihat karena cedera yang merundungi mantan bek Real tersebut.
Di bawah asuhan Christophe Galtier yang pernah membawa Lille OSC mengungguli PSG dalam Ligue 1 2020–2021, persiapan singkat selama pramusim sepertinya bukan masalah.
”Saya tidak bisa mengubah DNA tim ini yang selalu tampil menyerang (dengan trisula Mbappe-Neymar-Messi, red). Tinggal membentuk tim yang memiliki DNA selalu haus juara’’ tutur Galtier yang telah mempersembahkan gelar Trophee des Champions awal pekan ini (1/8).
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman