HANGZHOU (RIAUPOS.CO) - Lifter kebanggaan Indonesia, Eko Yuli Irawan, harus rela pulang dari Asian Games dengan tangan kosong tanpa medali. Tampil di cabang olahraga (cabor) angkat besi nomor 67 kg putra tahun ini, Eko mengaku belum mempersiapkan diri secara maksimal.
Pada tiga gelaran Asian Games sebelumnya, lifter 34 tahun itu selalu menyumbang medali bagi Indonesia. Namun, pada tiga kesempatan itu, dirinya tampil di nomor 62 kg putra, tidak seperti tahun ini di 67 kg. “Memang persiapannya belum maksimal untuk di kelas ini,” ungkap Eko, Senin (2/10).
“Ada sesuatu lah yang pasti kenapa saya di kelas 67kg, biar nanti pelatih yang bicara,” lanjutnya.
Tampil di Xiaoshan Sports Center, Hangzhou, Cina, kemarin, Eko gagal pada percobaan pertama di jenis angkatan snatch dengan beban 142kg yang kemudian mampu dibayarnya pada angkatan kedua dengan berat 145kg. Pada angkatan ketiga, dirinya berhasil mengangkat beban 148kg, tetapi dianggap tidak sah oleh juri.
Lifter kelahiran Lampung itu mengaku tak begitu terganggu dengan angkatan 148kg yang dianggap tidak sah oleh juri. Pasalnya, kalaupun angkatan tersebut dihitung, nilainya masih akan kalah dari lifter lain di atasnya.
“Tidak terdistraksi (diskualifikasi angkatan snatch ketiga) tapi mau bagaimana mau angkat segitu juga masih kalah dari hasil akhir,” kata Eko.
“Sedangkan itu saja rekor latihan saya, mau gak mau rekor latihan saya, saya angkat di angkatan pertama. Gambling lah,” pungkasnya.
Sementara itu, Eko gagal mengangkat beban dalam tiga kesempatan angkatan di jenis clean and jerk dengan beban 175kg. Alhasil, dia hanya mencatatkan angkatan snatch dengan beban 145 kg.(eca)
Laporan JPG, Hangzhou