TOMOHON (RIAUPOS.CO) - Ada kelelawar teronggok di sudut sini. Ular, kucing, dan anjing di sebelah sana. Babi hutan juga ada, masih utuh, dengan mulut menganga. Tentu saja semua hewan itu sudah tak bernyawa.
“Sampai sekarang penjualan masih normal, tetap seperti biasa. Soalnya, masyarakat percaya cara menangani daging ekstrem di sini berbeda dengan yang ada di China,” kata Freddy Tamuntuan, salah seorang pedagang di Pasar Beriman, Kota Tomohon, Sulawesi Utara, kepada Manado Post.
Yang dimaksud Freddy, virus corona yang bersumber di China dan kini menyebar ke belasan negara tak sampai menurunkan aktivitas perdagangan di pasar tersebut. Meski sempat diduga virus yang telah menewaskan lebih dari 100 orang itu ditularkan lewat kelelawar atau ular.
’’Kami berdagang itu dari Senin sampai Sabtu, kecuali hari Minggu kami libur karena masuk gereja. Untuk jam operasi, kami membuka dagangan dari pukul enam pagi sampai empat sore,” sebut Arnold, pedagang lainnya.
Pasar Beriman bisa disebut pasar paling ’’ekstrem’’ se-Indonesia. Di sini berbagai jenis daging yang tak lazim ditemui di pasar pada umumnya, bisa ditemukan: paniki atau kelelawar, ular, tikus, anjing, atau babi hutan.
Pembeli sekaligus juga bisa menguji ’’iman” di Pasar Beriman. Dengan melihat langsung bagaimana pedagang ’’membantai” hewan yang akan dijual.
Darah-darah hewan tak jarang tepercik ke tubuh para pedagang. Tentu saja ini berisiko jika hewan-hewan tersebut mengandung penyakit dan virus.
Karena itu, Pemerintah Kota Tomohon pun membentuk tim memantau perdagangan hewan liar yang masuk ke wilayah mereka. Beragam daging hewan tak lazim di Pasar Beriman tadi memang kebanyakan dipasok dari berbagai daerah.
’’Datang dari Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan Barat. Saat ini kami akan perketat itu,’’ terang Sekretaris Kota Tomohon Harold Lolowang.
Lolowang mengimbau masyarakat selalu waspada pada virus corona dan jangan dulu mengonsumsi hewan liar. ’’Kalau boleh, mari kita konsumsi saja hewan yang sudah diternakkan seperti ayam, sapi, bebek, dan sebagainya,’’ jelasnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tomohon Isye Liuw menambahkan, pihaknya sudah melakukan sosialisasi melalui puskesmas dan media sosial terkait virus yang telah menewaskan lebih dari 100 orang di China itu. Dia juga meminta warga menjaga imun atau daya tahan tubuh dengan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat.
’’Selain itu, kita sudah membentuk tim gerak cepat. Kalau ada tanda-tanda terjangkit, segera melapor dan diperiksa,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Tomohon Ruddie Lengkong memastikan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan berbagai instansi terkait. ’’Seperti dinkes dan dinas peternakan untuk langkah tindak lanjut,” ucapnya.
Di sebuah rumah makan yang menyajikan menu daging kelelawar, Meidy Ratu sama sekali tak terpengaruh dengan isu virus corona. Seporsi makanan berbahan paniki baru selesai disantapnya ketika ditemui Manado Post Sabtu siang lalu (25/1). ’’Kenapa memilih hidangan kelelawar? Salah satu faktor, kelezatannya,” katanya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman