Masyarakat Malaysiapun banyak menekan pemerintah setempat untuk melakukan tindakan yang perlu untuk mengatasi kabut asap. Sebelumnya Malaysia pernah memberikan bantuan kepada Indonesia untuk menangani karhutla pada 2015 lalu. Dari data BNPB saat itu, bantuan dari Singapura dan Malaysia bergabung dengan tim Indonesia memadamkan api dan asap di Sumatera Selatan. Saat itu pemerintah Singapura mengirimkan satu helikopter Chinook beserta bumbi bucket yang mampu membawa air 5.000 liter pada Jumat (9/10/2015). Selanjutnya satu pesawat Hercules C-130 berisi 42 personel pemadam kebakaran dari Badan Pertahanan Sipil Singapore (SCDF), kru dan peralatan.
Sedangkan Malaysia menyiapkan pengiriman satu pesawat Bombardier CL415 water bombing dan satu pesawat Hercules C-130 yang mengangkut kru, peralatan pemadaman kebakaran hutan dan lahan, dan satu helikopter kecil untuk survei dan memandu pemboman air. Saat itu untuk mempercepat pemadaman api dan asap yang ada di Sumatera dan Kalimantan. Untuk Sumatera saat itu pemadaman akan difokuskan di Kabupaten Ogan Komering Ilir dan Musi Banyuasin yang memiliki titik api terbanyak.
Bantuan Internasional untuk mengatasi bencana asap akibat karhutla ini bukan pertama kalinya. Indonesia telah menerima bantuan internasional sejak September 1997 untuk penanganan karhutla. Tahun 1999 Indonesia menerima 1.300 pasukan Bomba dari Malaysia dan 3 pesawat Hercules C-130. Sedangkan Singapura dan Amerika Serikat masing-masing kirim satu dan dua Hercules. Kemudian Australia mengirim 3 Air Tractor dan Jepang kirim 2 Hellycopter pemantau hot spot dan Prancis kirim peralatan pemadam kebakaran.(wir/yus/rir/amn/jpg/ted)
Laporan TIM RIAU POS, Pekanbaru dan Jakarta