TANGERANG (RIAUPOS.CO) -- Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) berupaya mengatrol angka partisipasi kasar (APK) pendidikan tinggi yang masih rendah. Di antara caranya dengan menambah kuota beasiswa. Khususnya beasiswa untuk mahasiswa dari keluarga miskin.
Direktur Karir dan Kompetensi Sumber Daya Manusia Kemenristekdikti Bunyamin Maftuh menuturkan secara akumulasi saat ini jumlah mahasiswa jenjang sarjana mencapai jutaan jiwa.
’’Itupun baru 34 persen dari populasi masyarakat usia kuliah,’’ katanya di sela pemberian beasiswa Dexa Award Science Scholarship di Bintaro, Tangerang Selatan, Kamis (27/6).
Untuk meningkatkan angka partisipasi yang masih 34 persen tersebut, Bunyamin menuturkan salah satu caranya dengan menambah alokasi beasiswa kuliah. Di antaranya adalah beasiswa pendidikan untuk mahasiswa miskin berprestasi atau Bidikmisi. Dia menuturkan selama ini jumlah pendaftar kuliah di PTN melalui jalur Bidikmisi sangat banyak. Tidak sebanding dengan kuota yang tersedia.
’’Akhirnya tahun ini kuota Bidikmisi ditambah menjadi 130 ribu orang,’’ tuturnya.
Dia menegaskan kuota 130 ribu orang itu murni untuk mahasiswa baru tahun akademik sekarang. Penambahan kuota Bidikmisi tersebut terbilang cukup drastis. Sebab pada 2018 lalu kuota Bidikmisi hanya tersedia 85 ribu kursi. Bunyamin berharap kuota Bidikmisi tahun ini sebesar 130 ribu bisa terisi dengan maksimal dan tepat sasaran. Kuota Bidikmisi terbuka untuk mahasiwa baru jalur SNM PTN maupun SBM PTN. Dalam pendaftaran SBM PTN 2019 ini sebanyak 173.313 pendaftar mengajukan lamaran untuk mendapatkan Bidikmisi.(wan/jpg)