PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau menjadi satu diantaranya daerah di Indonesia yang banyak menghasilkan sagu. Dengan luas perkebunan sagu mencapai 61.806 ha dengan jumlah produksi 247.014 juta ton pertahun, menjadikan daerah ini banyak menghasilkan bahan makanan olahan dari sagu.
Diantara bahan makanan olahan yang dihasilkan dari tepung sagu yakni mi sagu. Jika biasanya masyarakat yang ingin mengkonsumsi mi sagu, harus menuju ke kedai kopi atau tempat penjual makanan tradisional lainya. Namun tidak dengan saat ini, karena kini masyarakat bisa mengkonsumsi mi sagu dirumah tanpa harus belajar memasak atau berfikir bumbu apa yang harus digunakan.
Pasalnya, saat ini mi sagu sudah ada yang dijual dalam bentuk instan. Lengkap dengan bumbu dan topingnya, layaknya mi instan yang banyak dijual dipasaran. Adalah Praptini, pemilik Usaha Mikro Kecil Menengah (UKMK) dengan brand Misagu Boedjang yang telah menciptakan mi sagu instan yang saat ini produknya juga sudah menembus pasar nasional bahkan go internasional.
Kepada Riaupos.co, Praptini bercerita bahwa awal mula ide membuat mi sagu instan pada tahun 2019 lalu. Ia mengaku memiliki ide untuk membuat mi sagu instan untuk mempermudah orang yang ingin menikmati mi sagu, karena selama ini mi sagu masih disediakan di tempat khusus seperti kedai kopi atau tempat makan tradisional yang pemiliknya rata-rata dari daerah pesisir Riau.
"Karena sampai saat ini, masih jarang sekali orang-orang diluar daerah pesisir Riau seperti diluar Kota Selat Panjang di Kabupaten Kepulauan Meranti yang pandai memasak mi sagu. Atas dasar itulah saya menciptakan mi sagu instan," katanya.
Sebelum melaunching produknya pada awal 2021 lalu, Prapti dan adiknya memerlukan waktu satu tahun untuk mencari formula bumbu yang pas bagi mi sagu instan. Setelah proses panjang tersebut, saat ini mi sagu instan sudah bisa ditemukan dipasaran seperti pusat oleh-oleh di Pekanbaru dan juga marketplace.
"Alhamdulillah setelah di launching awal tahun 2021 lalu, respon masyarakat bagus. Untuk pasar di Riau khususnya di Pekanbaru bagus, bahkan saat ini sudah tembus pasar di Jogjakarta dan Jakarta sudah jadi langganan. Kemudian juga sudah banyak yang membawa ke Malaysia dan Singapura untuk oleh-oleh," ujarnya.
Untuk produk mi sagu, Prapti juga mengaku menggunakan mi sagu pilihan langsung dari Kabupaten Kepulauan Meranti. Dimana mi sagu yang dipilih adalah mi berkualitas yang UMKM pembuatnya juga sudah memiliki izin.
"Karena untuk mi sagu instan ini, kami hanya memproduksi bumbu dan kemasan. Sedangkan untuk mi nya, kami ambil dari UMKM Kabupaten Kepulauan Meranti yang sudah memiliki izin," sebutnya.
Diakui Prapti, usaha mi sagu instannya bisa berkembang seperti saat ini juga berkat dukungan pembiayaan dari Bank Rakyat Indonesia (BRI). Dimana sebelumnya pihaknya juga mendapat pinjaman dana melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR).
"Selain membantu promosi produk, BRI juga memberikan dukungan berupa pendanaan. Tentunya kami sangat merasa terbantu sekali," ujarnya.
Seiring berjalannya waktu, usaha yang dijalankan Praptini juga terus berkembang. Bahkan ia juga mendapatkan binaan dari rumah BUMN yakni sebuah lembaga yang memfasilitasi pelaku UMKM untuk lebih mengembangkan usahanya. Tidak hanya dibantu untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas UMKM, rumah BUMN juga memfasilitasi mi sagu Boedjang untuk mengikuti pameran di luar negeri.
“Pada tahun 2022 lalu, kami difasilitasi rumah BUMN untuk mengikuti pameran di Belanda. Kemudian di tahun ini, kami juga mengikuti pameran di Turki. Alhamdulillah respon di luar negeri untuk produk kami cukup bagus, bahkan kami diminta untuk mengurus izin edar makanan disana agar produk kami lebih mudah dipasarkan,” sebutnya.
Regional CEO BRI RO Pekanbaru Kicky Andrie Davetra mengatakan, untuk pemberdayaan UMKM, pihaknya sudah membuat beberapa kegiatan. Seperti yang baru-baru ini dilakukan yakni Pesta Rakyat Simpedes (PRS) yang memadukan edukasi dan hiburan diselenggarakan di Kota Pekanbaru, yang digelar di lapangan Aero Sport, Simpang Tiga, Pekanbaru September lalu. Berbagai program dihadirkan seperti pemberdayaan masyarakat dengan menggandeng puluhan pelaku UMKM, literasi digital, pelayanan Perbankan.
“PRS juga dimeriahkan dengan berbagai program pemberdayaan 70 UMKM binaan BRI, literasi digital, hingga pelayanan perbankan bagi nasabah. PRS juga menjadi ajang bagi BRI untuk mendorong akuisisi pedagang melalui pembayaran digital QRIS BRI, dalam rangka mempermudah UMKM untuk bertransaksi. Para nasabah BRI juga diberikan keringanan pembelian dengan petualangan BRImo, dengan membayar Rp1 via BRImo,” katanya.
Lebih lanjut dikatakannya, acara PRS Tahun 2023 dengan tema “Pede Raih Peluang”, merupakan ajakan kepada masyarakat Indonesia khususnya para pelaku UMKM yang ada di Pekanbaru dan Riau pada umumnya, untuk memiliki kepercayaan diri dalam menghadapi tantangan, mengambil risiko, dan memanfaatkan peluang.
“Dengan memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi, para pelaku UMKM dapat lebih berani mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengembangkan bisnis mereka, diantaranya pede mengelola keuangan bersama BRImo, pede bertransaksi bersama QRIS dan pede menabung bersama Tabungan BRI Simpedes. Tujuan penyelenggaraan PRS 2023 dengan tema pede raih peluang, bertujuan untuk memberikan inspirasi, pengetahuan, dan keterampilan kepada peserta UMKM, pengunjung dan masyarakat,” ujar Kicky.
Dijelaskannya, kegiatan ini juga untuk memberikan pengetahuan lebih luas bagi nasabah BRI, dalam mengenali nilai diri yaitu peserta, dan pengunjung yang diajak untuk mengenal dan mengapresiasi nilai-nilai diri mereka sendiri dengan memahami kekuatan, kelebihan, dan potensi yang dimiliki akan membantu meningkatkan kepercayaan diri.
Membangun kompetensi, yaitu memberikan kesempatan bagi peserta dan pengunjung untuk memperoleh pengetahuan baru, keterampilan, dan strategi yang relevan. Membangun jaringan dan mendapatkan dukungan yaitu melalui event ini, peserta memiliki kesempatan untuk berinteraksi dengan pelaku bisnis lainnya, termasuk para pakar dan influencer.
“Rangkaian Pesta Rakyat Simpedes di Pekanbaru ini, dimulai dengan Gerakan literasi digital yang menyasar 100 pasar tradisional Kota Pekanbaru, yang dimulai Tanggal 18 hingga 22 September 2023. Dimana sampai dengan tanggal 22 September sudah menghasilkan akuisisi sebanyak 10.000 yang terdiri dari Tabungan Simpedes, aktivasi BRIMO dan QRIS,” ungkapnya.
Kegiatan PRS ini diharapkan menjadi titik balik kebangkitan ekonomi kerakyatan, khususnya bangkitnya sektor UMKM di Indonesia. Terutama di wilayah Regional office BRI Pekanbaru.
“Kami juga telah menyalurkan kredit KUR dalam 9 bulan terakhir sebesar Rp1,9 Triliun kepada 35.000 nasabah UMKM, hal ini sebagai bentuk komitmen BRI untuk terus berkontribusi dalam kemajuan pelaku UMKM untuk terus naik kelas. Terimakasih yang sebesar-besarnya atas upaya loyalitas nasabah BRI melalui Tabungan Simpedes untuk “Pede Raih Peluang” untuk memajukan UMKM,” tutupnya.
Laporan: Soleh Saputra (Pekanbaru)
Editor: Eka G Putra