Bank Mandiri Cetak Laba Bersih Rp30,7 T

Nasional | Kamis, 27 Oktober 2022 - 11:21 WIB

Bank Mandiri Cetak Laba Bersih Rp30,7 T
Darmawan Junaidi (ISTIMEWA)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - PERBANKAN menggenjot kinerjanya tahun ini. Sampai sembilan bulan pertama 2022, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mampu meraup laba bersih Rp30,7 triliun. Jumlah tersebut tumbuh 59,4 persen year-on-year (YoY).

Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi menyampaikan, realisasi kredit secara konsolidasi berhasil naik 14,28 persen YoY mencapai Rp1.167,51 triliun. Berada di atas pertumbuhan kredit industri pada September 2022 sebesar 11 persen YoY. "Kami tetap fokus pada sektor yang prospektif dan merupakan bisnis turunan dari ekosistem segmen wholesale di setiap wilayah,"ucapnya dalam paparan kinerja keuangan kuartal III, Rabu (26/10).


Kredit korporasi yang menjadi pilar utama bisnis Bank Mandiri. Dengan tumbuh 12,2 persen YoY menjadi Rp410 triliun per akhir September 2022. Dari sisi profitabilitas, return on equity (ROE) Tier-1 bank only menyentuh 23,28 persen. Terkerek naik 822 basis poin (bps) secara tahunan. Sedangkan, posisi net interest margin (NIM) konsolidasi terjaga di level 5,42 persen.

Upaya transformasi digital bank berlogo pita emas itu juga telah membuahkan hasil. Menurut Darmawan, kehadiran Livin’ dan Kopra by Mandiri menyumbang pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK), khususnya dana murah. Total DPK meningkat 12,13 persen YoY menjadi Rp1.361,30 triliun. "Ditopang oleh peningkatan dana tabungan yang naik 15,1 persen YoY menjadi Rp533 triliun secara konsolidasi,"terangnya.

Di tengah ketidakpastian ekonomi global, Bank Mandiri berkomitmen menjaga kualitas aset. Posisi non-performing loan (NPL) bank only berada di level 2,3 persen. Pencadangan juga telah dihimpun dengan NPL Coverage ratio mencapai 292 persen. Meningkat dari posisi kuartal III tahun lalu sebanyak 247 persen.

Darmawan menyatakan, bahwa risiko stagflasi perekonomian global memberikan tantangan bagi perekonomian nasional. Meskipun demikian, dia menilai secara fundamental perekonomian Indonesia masih cukup resilience.

"Dari surplus neraca perdagangan 39,87 miliar dolar AS dan inflasi yang manageable dibanding negara-negara lain,"ujarnya.

Dia memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2023 berkisar 5 persen. Ditopang membaiknya permintaan, meningkatnya mobilitas publik, dan menurunnya kasus Covid-19.

Meskipun demikian, terdapat sejumlah tantangan perbankan nasional ke depan. Seperti, risiko spill over dampak memburuknya perbankan global. Khususnya, terhadap eksposur pinjaman dan transaksi. Ada juga potensi pengetatan likuiditas dan meningkatnya suku bunga acuan Bank Indonesia.(han/dio/esi)

Laporan JPG, Jakarta

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook