Pendiri Sinar Mas Tutup Usia

Nasional | Minggu, 27 Januari 2019 - 01:08 WIB

Pendiri Sinar Mas Tutup Usia
Eka Tjipta Widjaja semasa hidup. (INTERNET)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Kabar duka menyelimuti konglomerasi Sinar Mas. Pendirinya, Eka Tjipta Widjaja, malam tadi tutup usia.

Managing Director President Office Sinar Mas Gandhi Sulistiyanto mengatakan, Eka Tjipta meninggal di kediamannya di Menteng, Jakarta Pusat, pada pukul 19.34 WIB di umur 98 tahun.

Baca Juga :APP Sinar Mas Serahkan 2 Unit Kendaraan Patroli ke BBKSDA Riau

”Jenazah akan disemayamkan di rumah duka,” ujarnya Sabtu (26/1).

Eka Tjipta adalah nama besar dalam dunia bisnis Indonesia. Pada Desember 2018, Forbes menempatkan Eka Tjipta di urutan ketiga orang terkaya Indonesia. Nilai kekayaannya 8,6 miliar dolar AS.

Kekayaan itu berasal dari konglomerasi bisnis Sinar Mas yang ditopang enam pilar usaha. Yakni, pulp dan kertas, agrobisnis dan pangan, layanan keuangan, pengembang dan realestat, telekomunikasi, serta energi dan infrastruktur.

Pemilik nama asli Oei Ek Tjhong itu lahir di Fujian, Tiongkok, pada 3 Oktober 1923. Bersama keluarganya, Eka Tjipta merantau ke Makassar di usia 9 tahun. Pada usia 15 tahun, dia mulai berwirausaha dengan berjualan beragam produk makanan di Makassar, lalu berlanjut ke perdagangan kopra.

Usaha perdagangan kopra itu terus membesar. Pada 1968, Eka mendirikan kilang minyak goreng kopra pertamanya di Manado. Tahun 1972 menjadi momen penting bagi Eka. Tahun itu dia mulai merambah bisnis properti dengan PT Duta Pertiwi dan bisnis kimia melalui Tjiwi Kimia yang kemudian menjadi pabrik kertas pertama Sinar Mas. Kini Asia Pulp & Paper (APP) menjadi perusahaan pulp dan kertas terbesar kedua di dunia.

Pada 1982, Eka melebarkan sayap bisnis ke industri keuangan dengan PT Internas Artha Leasing Company. Perusahaan itu kemudian berkembang menjadi penyedia jasa keuangan terintegrasi, termasuk melalui Bank Internasional Indonesia (BII).

Pada 1986, Eka merambah bisnis hutan tanaman industri melalui Sinar Mas Forestry. Lalu, pada 1996, Eka masuk ke bisnis energi dengan PT Dian Swastatika dengan memasok listrik ke industri kertasnya.

Pada 2005, Eka memperkukuh lini bisnis keuangannya dengan mengakuisisi Bank Shinta. Pada 2006, bank itu resmi berganti nama menjadi Bank Sinarmas. Pada 2006 juga, Sinar Mas terjun ke bisnis telekomunikasi melalui Smart Telecom.

”Jujur, menjaga kredibilitas, tanggung jawab, baik terhadap keluarga, pekerjaan, maupun sosial. Itulah moto yang sering disampaikan Eka dan menjadi value penting bagi kelompok usaha Sinar Mas.

Saat usianya beranjak senja, Eka mulai mengalihkan estafet kerajaan bisnisnya kepada anak-anaknya. Misalnya, bisnis pulp & paper dipercayakan kepada anak tertuanya, Teguh Ganda Widjaja. Adapun lini agrobisnis dan makanan dipegang Franky Widjaja. Selain itu, bisnis realestat dikelola Muktar Widjaja dan bisnis jasa keuangan dipegang Indra Widjaja. Generasi ketiga keluarga Widjaja kini juga mulai muncul dan memegang posisi penting di bisnis Sinar Mas. Selain pulp & paper, salah satu kekuatan utama Sinar Mas terdapat di bisnis kelapa sawit.

Wakil Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Togar Sitanggang menyebutkan, Sinar Mas adalah salah satu di antara empat kelompok yang diminta Presiden Soeharto untuk mengembangkan kelapa sawit di Indonesia.

Tiga kelompok lain adalah Salim, Astra, dan Asian Agri. ”Empat kelompok usaha itulah yang menjadi pionir perkebunan besar swasta di tahun 1980-an,” ujarnya saat dihubungi Jawa Pos (JPG) tadi malam. (agf/c11/owi/jpg)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook