PERTAHANAN DAN KEAMANAN

Kapal Selam Nuklir Jadi Pembicaraan Jokowi dan PM Australia

Nasional | Rabu, 22 September 2021 - 02:03 WIB

Kapal Selam Nuklir Jadi Pembicaraan Jokowi dan PM Australia
Kapal selam milik Australia yang akan dikembangkan dengan tenaga nuklir. (DOK RIAUPOS.CO)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) dan Perdana Menteri Australia Scott Morrison membahas soal rencana Negeri Kanguru membuat kapal selam nuklir bersama Amerika Serikat (AS) dan Inggris.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Teuku Faizasyah, mengonfirmasi kabar perbincangan antara Jokowi dan Morisson Senin (20/9/2021).


"Betul, ada komunikasi per telepon kemarin sore," ujar Teuku Faizasyah saat dikonfirmasi di Jakarta, Selasa (21/9).

"Saya tidak mengetahui substansinya, namun akan wajar kiranya bila kedua Kepala Pemerintahan membicarakan perkembangan terkini," tutur Faizasyah lagi.

Sebelumnya, Sydney Morning Herald menyebut bahwa Morrison berbicara dengan Jokowi melalui telepon pekan ini untuk menginformasikan perkembangan terkait pembuatan kapal selam nuklir.

Indonesia sendiri mengingatkan Australia agar memenuhi kewajibannya terkait pembatasan senjata nuklir setelah Negeri Kanguru memutuskan untuk mengembangkan kapal selam bertenaga nuklir.

"Indonesia menekankan pentingnya komitmen Australia untuk terus memenuhi kewajibannya mengenai non-proliferasi nuklir," demikian pernyataan pemerintah Indonesia melalui situs resmi Kementerian Luar Negeri, Jumat (17/9).

Lebih jauh, Kemlu juga menyatakan bahwa Indonesia sangat prihatin atas perlombaan senjata dan proyeksi kekuatan militer di kawasan yang kian meningkat dalam beberapa waktu belakangan.

Selain Indonesia, Morrison dikabarkan menelpon Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga, dan Perdana Menteri India Narendra Modi.

Dalam konferensi pers virtual pada Rabu (15/9), Australia, Inggris, dan AS mengumumkan kerja sama trilateral mereka, AUKUS.

Di program pertamanya, AUKUS berencana mengembangkan kapal selam bertenaga nuklir untuk armada laut Australia. Kerja sama ini menimbulkan respon negatif dari berbagai pihak, seperti Cina dan Prancis, juga Indonesia.

Sumber: JPNN/AFP/News/CNN/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook