Begitu juga soal posisi menteri pertahanan yang akan dijabat Prabowo. Hasto mengatakan, tentu Jokowi sudah memikirkannya secara matang. Bagaimana jika Prabowo menjadi kendala dan menusuk dari belakang? Dia menegaskan, rakyatlah yang akan melihat nanti.
"Orang Jawa ada perumpamaan, dikei ati, ojo ngerogoh rempelo (dikasih hati, jangan minta ampela)," ungkap dia.
Hasto yakin masuknya Gerindra tidak akan menganggu soliditas koalisi. Dia menilai para ketum partai menghormati hak prerogratif presiden dan juga memahami pertimbangan-pertimbangan yang diambil presiden ketika memutuskan untuk memperluas Indonesia kerja.
"Karena semangat gotong royong inilah yang sebenarnya menjadi jiwa bagi bangsa," ungkapnya.
Ketua Umum Arus Bawah Jokowi, Michael Umbas mengatakan, soal masuknya Gerindra ke dalam koalisi sudah disampaikan Jokowi saat bertemu relawan, Ahad (20/10) malam.
"Pak Jokowi menyampaikan dengan bahasa halus, tapi relawan tidak diberi ruang untuk bertanya kenapa," tutur dia.
Menurut dia, para relawan merasa gelisah dengan keputusan itu. Sebab, secara psikologis mereka masih terbawa dengan kerasnya persaingan di pilpres. Sulit menerima lawan yang membabi buta untuk masuk kabinet.
Yang menjadi pertanyaan relawan, apakah ada keuntungan politik lebih besar bagi Jokowi dengan masuknya Gerindra? Apakah itu hanya semata-mata untuk rekonsiliasi. Pihaknya ingin memastikan Pemerintahan Jokowi lima tahun ke depan tidak terjadi hal-hal yang buruk. Yaitu, adanya pihak yang memanfaatkan kekuasaan atau membajak pemerintahan.(mar/far/lum/byu/idr/deb/ted)
Laporan JPG