JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Sepekan sebelum masa Natal dan Tahun Baru (Nataru), operator transportasi sudah siap menghadapi lonjakan. Kali ini yang menjadi pekerjaan rumah adalah harus dilakukan pengawasan yang ketat agar tidak terjadi penyebaran Covid-19 terutama varian omicron.
PT ASDP Indonesia Ferry, kemarin (19/12) mencatat arus penumpang dan kendaraan yang menyeberang dari Pelabuhan Merak menuju Bakauheni terpantau lancar. Belum ada kenaikan yang signifikan. Corporate Secretary PT ASDP Indonesia Ferry Shelvy Arifin memprediksi puncak arus berangkat libur Natal pada 23 dan 24 Desember. Sedangkan puncak arus balik libur Tahun Baru pada 2 dan 3 Januari 2022.
"Kami harapkan, pengguna jasa mempersiapkan perjalanan lebih baik serta mematuhi protokol kesehatan secara ketat," katanya kemarin.
Data Posko Nataru mencatat, jumlah penumpang dan kendaraan yang menyeberang dari Jawa menuju Sumatera atau sebaliknya terpantau masih landai. Data Posko pada H-8 atau Jumat (17/12) pukul 08.00 WIB hingga Ahad (19/12) pukul 08.00 WIB tercatat jumlah total penumpang yang telah menyeberang dari Merak sebanyak 70.540 orang atau naik 15 persen dibandingkan realisasi periode sama tahun lalu. Namun, angka pengguna sepeda motor turun 5 persen dari jumlah 1.322 unit tahun lalu, menjadi 1.253 unit pada periode tahun ini. Untuk jumlah kendaraan roda empat atau lebih tercatat sebanyak 15.834 unit atau naik 16 persen dibandingkan realisasi periode sama tahun lalu.
"Jika melihat data, memang ada pergeseran tren dari pejalan kaki dan pengguna sepeda motor ke mobil pribadi sehingga trafik kendaraan roda empat mengalami peningkatan," ujar Shelvy.
Sejak pandemi tahun lalu, ASDP mengimbau pengguna jasa agar melakukan reservasi tiket secara online via Ferizy. Selain itu juga mematuhi syarat perjalanan yang ditetapkan termasuk menunjukkan data vaksin dan antigen/PCR di Aplikasi PeduliLindungi. Terutama di lintas Merak-Bakauheni dan Ketapang-Gilimanuk.
Kesiapan hadapi angkutan Nataru saat pandemic Covid-19 juga dilakukan PT Angkasa Pura II. President Director of AP II Muhammad Awaluddin menyatakan posko Nataru dibuka untuk mewujudkan bandara yang higienis, sehat, dan aman melalui penerapan protokol kesehatan . "Melalui Posko Nataru ini, AP II juga penerapan biosafety management dan biosecurity management untuk aspek kesehatan," ujarnya.
Dia memperkirakan pergerakan penumpang pada masa Nataru 2021/2022 diperkirakan masih lebih rendah dibandingkan dengan kondisi normal sebelum pandemi. Namun personel tetap disiagakan. Dalam menghadapi masa Nataru 2021/2022, bandara AP II menyiagakan sekitar 5.000 orang personel operasional dan pelayanan bandara.
Sementara itu Sekjen Afiliasi Mandiri Penyelenggara Umrah dan Haji (AMPHU) Wawan Suhada tetap optimis ada pemberangkatan umrah pada 23 Desember. Proses pengurusan visa umrah sampai sekarang masih berlanjut. "Sudah ada beberapa visa umrah yang keluar," katanya tadi malam (19/12).
Wawan lantas menyampaikan penundaan jadwal pemberangkatan umrah itu bersifat opsi yang disampaikan Kementerian Agama (Kemenag) pada rapat 17 Desember lalu. Wawan menegaskan opsi penundaan pengiriman jamaah umrah tersebut, tidak otomatis melarang pemberangkatan umrah.
Dia menuturkan meskipun ditemukan Covid-19 varian Omicron di sejumlah negara, pelaksanaan umrah di Arab Saudi sampai saat ini tetap berjalan sesuai dengan protokol yang berlaku. Begitupun dengan negara-negara yang selama ini sudah mengirim jamaah umrah, tidak ada yang menghentikannya gara-gara varian Omicron. Wawan mengatakan saat ini hanya Afrika Selatan yang menangguhkan sementara pengiriman jamaah umrah. Ini wajar, karena Afrika Selatan merupakan episentrum varian Omicron.
Dia mengungkapkan dalam rapat bersama Kemenag, tujuh dari delapan asosiasi umrah mendorong pemerintah tetap memberangkatkan umrah perdana tahun ini. Walaupun dalam skala yang sangat kecil. "Misalnya setiap asosiasi hanya diwakili beberapa orang saja," tuturnya.
Pemberangkatan perdana ini penting untuk survei permulaan. Sehingga ketika umrah benar-benar dibuka nantinya, pengurus travel sudah memiliki gambaran untuk disampaikan ke calon jamaah. Ketua Umum Sarikat Penyelenggara Umrah Haji Indonesia (Sapuhi) Syam Resfiadi mengatakan mereka tetap bersabar menghadapi pandemi Covid-19 ini. Dia optimis suatu saat nanti umrah bakal dibuka dan bisa lebih besar dibandingkan sebelum pandemi.
"Kita (travel umrah) juga menunjukkan kalau kita ini dalam kondisi tidak baik-bai saja," tuturnya.
Aspirasi ini dia sampaikan tidak hanya kepada Kementerian Agama saja. Tetapi juga kepada Presiden Joko Widodo. Syam berharap Presiden Joko Widodo melihat nasib para travel umrah yang sudah dua tahun terakhir kehilangan sumber pemasukan utamanya. Di sisi lain, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyatakan, dalam upaya memerangi Covid-19, pemerintah juga terus menggenjot vaksinasi Covid-19. Terbaru, vaksinasi untuk anak usia 6-11 tahun.
Muhadjir meyakini, untuk memenuhi target vaksinasi 26,5 juta anak akan lebih mudah dan tidak akan memakan waktu yang lama. Hal itu lantaran pelaksanan vaksinasi berbasis sekolah, di mana sasarannya telah jelas keberadaannya. Bahkan, Muhadjir optimis pada akhir tahun 2021 ini 6,6 juta anak telah mendapatkan vaksin Covid-19 minimal dosis pertama.
"Anak-anak pasti berada di sekolah. Tidak perlu dicari lagi tinggal vaksinatornya datang dengan perangkat yang lain semuanya akan mudah dilaksanakan," katanya.
Ia pun meminta para orang tua agar tidak takut dan mendorong anak-anaknya untuk ikut vaksinasi. Selain aman, vaksin ini juga bertujuan untuk melindungi anak dan keluarga dari Covid-19.
"Angka fatalitas akibat Covid-19 terhadap anak memang rendah. Tetapi potensi penyebaran dari anak ini terutama kepada lansia karena mereka dekat punya potensi besar," paparnya.
Terpisah, Epidemiolog Universitas Griffith Australia Dicky Budiman meminta agar pemerintah serius dalam upaya pencegahan penularan Covid-19 varian Omicron. Mengingat, kecepatan penularan melebihi varian Delta.
"Pemerintah harus memastikan orang-orang yang beraktivitas, bergerak, dan berinteraksi sudah memiliki imunitas. Baik itu, dari vasksinasi Covid-19 secara penuh maupun riwayat terinfeksi sebelumnya," tuturnya.
Kemudian dalam momen nataru, lanjut dia, pelaku perjalanan harus dipastikan dalam kondisi negative Covid-19. Sejauh ini, tes rapid Antigen masih dinilai mumpuni untuk mendeteksi kasus Covid-19 varian Omicron ini. "Menurut saya dengan adanya Omicron ini, antigen harus di hari yang sama. Bukan sehari sebelum," tegasnya.(lyn/mia/wan/jpg)