JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Tiga negara Asia Tenggara sepakat bahu-membahu meningkatkan perekonomian di subregional. Pernyataan bersama tersebut merupakan hasil dari Pertemuan Tingkat Menteri ke-8 Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT) yang berlangsung akhir pekan lalu di Phuket, Thailand.
Salah satu poin dalam pernyataan tersebut adalah bahwa semua negara mendukung blue print Implementasi (IB) IMT-GT 2022-2026 sebagai pedoman kerja sama subregional dalam lima tahun ke depan.
Terkait sektor pariwisata, IMT-GT menyerukan para pemangku kepentingan untuk terus menghidupkan kembali pembangunan sosial dan ekonomi. Penyebabnya adalah kunjungan wisatawan mancanegara pada subregional turun drastis menjadi 0,5 juta orang pada tahun lalu. Angka itu merupakan rekor terendah di sektor pariwisata.
"Oleh karena itu, Pokja Pariwisata juga didorong untuk mengoptimalkan upaya pemulihan pariwisata dengan menjalankan proyek-proyek yang memiliki dampak besar dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan dan keselamatan,"papar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Senin (19/8).
Untuk menjaga ketahanan pangan masyarakat, forum juga mendorong Kelompok Kerja Pertanian dan Industri Berbasis Agro mengidentifikasi kolaborasi lintas sektoral. Tujuannya mengurangi kerugian pasca panen, limbah makanan dan memastikan ketersediaan, serta dan aksesibilitas input pertanian untuk mencapai keamanan ketahanan pangan di subregional. "Selain itu, kelapa sawit merupakan salah satu produk strategis di subregional ini. Sehingga perlu menggali potensi kerja sama dalam mengembangkan dan mempromosikan komoditas unggulan ini,"urai Agus.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) sekaligus Chair B20 Indonesia Shinta Kamdani menegaskan, posisi RI sebagai presidensi G20 dapat mendukung komitmen tersebut. Apalagi, sebagai satu-satunya negara di Asia Tenggara yang tergabung dalam G20 akan memperkuat peranan strategis Asean di kancah global. "Asean menyumbang peningkatan PDB yang signifikan seiring pertumbuhan ekonomi Asia, bahkan diprediksi 50 persen dari total PDB dunia pada 2040,"ujarnya.(agf/dio/esi)
Laporan JPG, Jakarta