KENEGARAAN

SBY Tiba-Tiba Dukung Pernyataan Jokowi, Ada Apa?

Nasional | Sabtu, 20 Maret 2021 - 06:07 WIB

SBY Tiba-Tiba Dukung Pernyataan Jokowi, Ada Apa?
Presiden Joko Widodo saat bertemu dengan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono membahas tentang masa depan Indonesia, beberapa waktu dulu. (JPNN)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Presiden keenam Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mendukung usulan Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar dilaksanakan ASEAN High Level Meeting (HLM/Pertemuan Tingkat Tinggi) untuk isu Myanmar. Usulan Jokowi tersebut dinilai sebagai inisiatif yang tepat. 

Dukungan itu disampaikan SBY melalui akun Twitter @SBYudhoyono, Jumat (19/3/2021). SBY yang juga Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat itu menuturkan, Indonesia selama ini dikenal sebagai negara yang mengusung perdamaian. 


"Sebagai mantan presiden, saya dukung usulan Presiden Jokowi agar dilaksanakan ASEAN High Level Meeting (HLM) untuk isu Myanmar. Inisiatif ini tepat, sesuai tradisi Indonesia sebagai peacemaker & peacekeeper di dunia. Setelah HLM tentu dilanjutkan dengan ASEAN Summit agar lebih powerful," ujar SBY. 

Salah satu warganet mengomentari SBY dengan kondisi Partai Demokrat. Dukungan SBY kepada Jokowi itu disampaikan di tengah hangatnya kisruh Demokrat yang menyeret Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko. 

"Demokrat aman Pak?" kicau akun @ham_dy94.

Selain itu ada juga yang mengomentari dengan dinamika Demokrat saat ini.

"Demokrat aja amburadul Pak wkwkwk," kicau akun @radjamanshadows.

Sebelumnya Jokowi mendesak pengunaan kekerasan di Myanmar segera dihentikan agar tidak ada lagi korban yang berjatuhan. Menurutnya, keselamatan dan kesejahteraan rakyat di Myanmar harus menjadi prioritas utama.  

Selain itu, kata dia Indonesia juga mendesak agar dialog dan rekonsiliasi segera di lakukan untuk memulihkan demokrasi dan perdamaian di sana. 

"Saya akan segera melakukan pembicaraan dengan Sultan Brunei Darussalam sebagai Ketua ASEAN agar segera dimungkinkannya diselenggarakan pertemuan tingkat tinggi ASEAN yang membahas krisis di Myanmar," katanya.

Sumber: JPNN/News/JPG
Editor: Hary B Koriun









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook