DUGAAN PENGHINAAN

Haikal Hassan Minta Maaf karena Mendiskreditkan Bung Karno

Nasional | Sabtu, 19 Februari 2022 - 00:05 WIB

Haikal Hassan Minta Maaf karena Mendiskreditkan Bung Karno
Pendakwah Haikal Hassan. (DOK JPNN)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Pendakwah Haikal Hassan menyampaikan klarifikasi dan permintaan maaf atas pernyataannya yang diduga telah mendiskreditkan dan menuduh Bung Karno sebagai pemimpin tukang penjarakan ulama.  

Haikal Hassan menyampaikan permintaan maaf tersebut kepada DPN Repdem, di kantor organisasi sayap PDI Perjuangan itu di Jakarta Selatan, Jumat (18/2/2022).


Ketua Umum DPN Repdem Wanto Sugito mengatakan pihaknya menerima permintaan maaf Haikal Hassan.  Pria yang akrab disapa Bung Klutuk itu juga sudah mengoordinasikan mengenai permintaan maaf Haikal itu kepada Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dan Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah.

Menurut Wanto, penerimaan permintaan maaf itu sesuai dengan ajaran Ketua Umum PDI Perjuangan Hj Megawati Soekarnoputri yang juga putri Proklamator Bung Karno.  

“Kader PDI Perjuangan yang merupakan kaum nasionalis-Soekarnois senantiasa diajarkan memberikan maaf kepada siapa pun yang telah melakukan kesalahan dan mengakui kekeliruannya, serta bersedia secara sadar dan tulus meminta maaf dan berjanji untuk tidak mengulanginya lagi," kata Bung Klutuk dalam siaran pers, Jumat (18/2/2022).

Dia menilai Haikal Hassan sudah mengakui kekeliruannya dan meminta maaf dari hati yang paling dalam.  Selain itu, Haikal Hassan juga mengakui kekeliruan atas ucapannya kepada Megawati, keluarga besar Bung Karno, serta masyarakat dan bangsa Indonesia.  

Haikal Hassan meminta maaf atas pernyataannya yang diduga telah menuduh Bung Karno pemimpin tukang penjarakan ulama. Repdem, organisasi sayap PDIP merespons begini.  

"Sebagai kader partai yang baik, maka dengan ini kami menerima dan memaafkannya," kata dia.

Ketua DPC PDIP Tangerang Selatan itu juga berharap Haikal Hassan atau siapa pun tokoh masyarakat lainnya agar tidak lagi mendiskreditkan apa lagi menghina Bung Karno. Termasuk, tidak menghina tokoh-tokoh pendiri bangsa.

"Hal itu tidak sesuai dengan ajaran Islam maupun ajaran agama-agama lainnya," jelas dia.

Aktivis 98 dari UIN Syarif Hidayatullah itu mengingatkan bangsa yang besar selalu menghormati dan menghargai jasa-jasa para pahlawannya. Bung Klutuk menyampaikan Bung Karno merupakan pemimpin bangsa yang telah memproklamasikan kemerdekaan negara, sehingga rakyat Indonesia menikmati alam kemerdekaan hingga 76 tahun lamanya.

"Bung Karno pula sebagai salah seorang pendiri bangsa yang telah menggali nilai-nilai Pancasila sehingga disetujui dan disepakati oleh para pendiri bangsa lainnya sebagai dasar negara Indonesia merdeka hingga saat ini," kata dia.

Klutuk juga menyampaikan Bung Karno tercatat sebagai pemimpin bangsa Indonesia yang banyak jasa dan legasinya terhadap Islam dan dunia.  Dia menerangkan Bung Karno sebagai tokoh dunia yang pernah menyelamatkan Universitas Islam Al-Azhar Kairo, Mesir, dari rencana pembubaran oleh Presiden Mesir Gamal Abdul Naser.

Bung Karno, lanjut Klutuk, juga meminta kepada Pemerintah Soviet Komunis untuk menemukan makam Imam Bukhari.  

Presiden Pertama RI itu, lanjut dia, juga mendapatkan penghormatan sebagai Pemimpin Pembela Dunia Islam dalam Konferensi Negara-Negara Islam Asia-Afrika pada 1965 karena jasa-jasanya memberi inspirasi kemerdekaan.

"Banyak lagi jasa jasa Bung Karno lainnya kepada dunia Islam," tegas Klutuk.

Dia menambahkan Bung Karno memiliki guru-guru dari berbagai tokoh-tokoh Islam dan ulama terkemuka di Indonesia, seperti HOS Tjokroaminoto, KH Ahmad Dahlan, Habib Ali Alhabsyi Kwitang, KH Hasyim Asy'ari, dan KH Ahmad Hasan.

"Dari fakta-fakta sejarah tersebut jelas sekali Bung Karno adalah seorang santri yang sangat mencintai Islam dan bangsanya dalam satu tarikan napas, sehingga tidak mungkin Bung Karno membenci ulama, apalagi tukang penjarakan ulama," kata Wanto.

Sumber: JPNN/News/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook