SINGAPURA (RIAUPOS.CO) -- Kebijakan pemerintah Singapura terkait dengan wabah corona bakal berdampak pada sektor pariwisata. Larangan masuk bagi turis Cina akan mengurangi kunjungan wisatawan internasional ke Singapura. Sebab, Cina menyumbangkan sekitar 20 persen dari kunjungan total wisatawan asing ke Negeri Singa itu.
"Sektor pariwisata Singapura menghadapi tantangan terbesarnya setelah wabah SARS pada 2002," ujar Chief Executive Singapore Tourism Board (STB) Keith Tan Selasa (18/2). Namun, tidak seperti saat SARS dulu, kali ini Singapura lebih tangguh.
Sektor pariwisata Singapura, menurut Tan, juga lebih siap menghadapi wabah penyakit seperti korona kali ini. "Destinasi wisata kami atraktif, punya pipeline produk pariwisata yang kuat, dan memiliki portofolio yang beragam," katanya.
Merebaknya Covid-19 membuat STB merumuskan langkah-langkah efektif yang perlu ditempuh untuk menjaga keamanan dan kenyamanan para wisatawan. Apalagi, virus yang kali pertama terdeteksi di Wuhan, Cina, itu masih berpotensi meluas.
“Dengan dukungan industri dan joint taskforce yang kami bentuk, kami akan terus meningkatkan kapabilitas untuk bangkit dari Covid-19 ini,” tuturnya.
Singapura optimistis mampu mempertahankan kinerja industri pariwisatanya. Apalagi, kunjungan wisatawan asing selain dari Cina masih tinggi. Khususnya dari Indonesia. Kini Indonesia merupakan penyumbang wisatawan terbesar kedua bagi Singapura. Tahun lalu kunjungannya mencapai 3,11 juta wisatawan.
"Singapura masih menjadi destinasi wisata yang menarik bagi Indonesia. Angka pertumbuhannya terus naik," ungkap Indriati Permanasari, manajer STB Indonesia.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal