JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Duka menyelimuti keluarga besar Brigade Mobil (Brimob) Polri. Delapan siswa pendidikan pengembangan spesialis (dikbangpes) yang tengah mengikuti pelatihan disambar petir kemarin. Akibatnya, tiga orang meninggal dunia. Lima lainnya terluka.
Informasi yang diperoleh Jawa Pos Radar Bromo, insiden itu terjadi saat para siswa mengikuti pelatihan di Gunung Ringgit, Kecamatan Prigen, Pasuruan, Jawa Timur. Tiga korban merupakan rombongan pendidikan dasba (dasar bintara), daspa (dasar perwira), dan dikdajabdanki (pendidikan jabatan komandan kompi) Pusdik Brimob Watukosek, Gempol. Ketiganya bernama Wisnu Mukti S. (nomor siswa 048 salrim dari Jawa Tengah), Fredy Kusdianto (nosis 182 salrim dari Jawa Timur), dan Rizky Setiawan Pratama (nosis 244 salrim dari Daerah Istimewa Jogjakarta).
Menurut Kabidhumas Polda Jatim Kombespol Frans Barung Mangera, saat itu wilayah Prigen tengah diguyur hujan lebat disertai petir. Rombongan siswa melintas di kawasan hutan. Saat itulah delapan siswa dikbangpes tersambar petir. ”Insiden itu terjadi di tengah perjalanan di Gunung Ringgit,” jelasnya.
Sebelum kejadian, rombongan siswa melaksanakan giat pembinaan tradisi (bintra). Para siswa tersebut naik Gunung Welirang melalui Gunung Ringgit. Perjalanan ditempuh pagi sekitar pukul 06.00 dari Dusun Talungnongko, Desa Dayurejo, Kecamatan Prigen. ”Siang hari siswa tiba di Gunung Ringgit dan terjadilah musibah itu,” ucapnya.
Pasca kejadian, kepolisian mengambil sejumlah langkah. Di antaranya, mengirim tambahan tim medis untuk evakuasi. Proses evakuasi dilakukan lewat jalur Tretes, belakang Hotel Surya.
Kemudian, sebagian rombongan siswa dari batalyon A kembali turun. Mereka melewati jalur Gunung Ringgit dan Tretes. ”Proses evakuasi para korban masih ditempuh dan berjalan,” ujarnya.
Dari sore hingga malam, personel dari Pusdik Brimob Watukosek berdatangan ke Tretes, Prigen. Tampak dua mobil ambulans, truk, dan mobil dinas lainnya dari Pusdik Brimob Watukosek. Saat proses evakuasi berlangsung, cuaca di Tretes sedikit gerimis. Sejumlah petugas yang ditemui di lokasi tampak irit bicara. Hingga tadi malam, semuanya fokus menunggu proses evakuasi.
Menurut informasi, perjalanan mendaki ke lokasi kejadian di Gunung Ringgit diperkirakan butuh waktu sekitar 6 jam. Jika perjalanan turun diasumsikan juga 6 jam, berarti total waktu evakuasi mencapai 12 jam.
Barung menambahkan, polisi yang ditempatkan di Brimob memang wajib mengikuti pendidikan di Pusat Pendidikan (Pusdik) Korps Brimob Watukosek, Gempol, Pasuruan. Tujuannya ialah mendapat pelatihan dasar terkait dengan pendidikan ilmu Brimob. ”Tempatnya memang di situ. Seluruh Indonesia di Watukosek itu,” ucapnya.
Nah, syarat untuk mendapatkan baret dan resmi dikatakan sebagai anggota Brimob adalah mengikuti pelatihan tersebut. Barung mengatakan, ada dua pendidikan yang harus ditempuh. Pendidikan itu berdurasi dua bulan. Ada teori dan praktik. Salah satu praktik yang ditempuh adalah pendidikan pengembangan spesialisasi. Nah, para korban yang tersambar petir sedang mengikuti kegiatan tersebut. ”Pendidikan wajib diikuti selama dua bulan,” ujarnya.
Barung menerangkan, dasar bintara (dasba) merupakan pelatihan yang meliputi ilmu-ilmu pedoman di Brimob, misalnya gerilya dan SAR. Setelah itu pendidikan terakhir adalah latganda. ”Aplikasi dari ilmu itu diterapkan di latganda. Para siswa tersebut mengikutinya dalam beberapa tim dan pelatih ” imbuhnya.
Meski demikian, perwira dengan tiga melati di pundak itu belum bisa menyebutkan jumlah pasti peserta yang mengikuti pelatihan dasar bintara. Sebab, jumlahnya selalu berubah setiap tahun. ”Besok (hari ini, Red) kami sampaikan secara utuh soal jumlah peserta,” ucap dia.
Yang pasti, setiap ilmu terapan yang diberikan pelatih pendidikan sudah diukur dan disesuaikan dengan kemampuan tim. Setiap tahapan pasti memiliki risiko. Namun, musibah yang menimpa delapan siswa itu terjadi di luar dugaan. ”Polda Jatim berduka atas insiden tersebut. Kami belum bisa memberikan konfirmasi secara utuh karena sedang dalam tahap evakuasi,” tuturnya.
Dari Mabes Polri di Jakarta, Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Pol Argo Yuwono mengatakan bahwa jajarannya masih berusaha mengevakuasi seluruh korban di Gunung Ringgit. ”Masih dalam proses,” katanya. Untuk mempercepat proses evakuasi, aparat kepolisian sudah mengirim personal tambahan ke Gunung Ringgit.
Pantauan Jawa Pos sekitar pukul 23.45 tadi malam, empat korban luka telah tiba di rumah sakit Bhayangkara, Surabaya. Mereka tampak dibawa langsung menuju ruang IGD. Di ruang tersebut tampak beberapa personel provos berjaga. “Rata-rata mengalami luka bakar. Baru empat yang datang, satunya masih belum, masih dalam perjalanan,’’ terang petugas keamanan yang berjaga di depan IGD.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman