Hapus Penggunaan Gas Air Mata, Tunggu Tambahan Tersangka

Nasional | Senin, 17 Oktober 2022 - 11:06 WIB

Hapus Penggunaan Gas Air Mata, Tunggu Tambahan Tersangka
ILUSTRASI (RPG)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan menyerahkan laporan hasil kerja kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi), Jumat (14/10). Laporan TGIPF itu tersusun secara detail dalam dokumen setebal 124 halaman.

Bagian akhir laporan tersebut memuat soal kesimpulan dan rekomendasi. Kesimpulan dan rekomendasi itu ditujukan untuk PSSI, PT Liga Indonesia Baru (LIB), panitia pelaksana, security officer (SO), aparat keamanan, dan suporter.


Anggota TGIPF Akmal Marhali menjelaskan, TGIPF hanya menyampaikan laporan investigasi dan poin-poin rekomendasi kepada Presiden. Selanjutnya, pemerintah akan menindaklanjuti hal itu.

"Kami tidak dalam posisi menekan. Kami hanya menyampaikan rekomendasi. Yang mengeksekusi semua nanti pemerintah. Sekarang tugas publik adalah mengawasi rekomendasi-rekomendasi itu agar dijalankan," tegasnya.

Menurut Akmal, salah satu pihak yang telah menjalankan rekomendasi TGIPF adalah kepolisian. Korps yang dipimpin Jenderal Listyo Sigit Prabowo itu sudah menyatakan kesiapan untuk meniadakan gas air mata dalam penyelenggaraan pertandingan sepakbola.

"Polisi keren. Ini momentum bagi polisi untuk memperbaiki citranya. Dan, akan lebih keren jika polisi terus mengembangkan kasus dan menambah daftar tersangka," tutur koordinator Save Our Soccer (SOS) itu.

Akmal berharap semua pihak yang mendapat rekomendasi TGIPF menjalankannya. Termasuk PSSI. Menurut dia, langkah-langkah PSSI untuk memperbaiki sepakbola Indonesia belum terlihat.


"Misalnya, terkait SOP pertandingan. Lalu, komitmen untuk menjalankan semua statuta atau regulasi. Juga, jaminan tidak ada lagi korban jiwa dalam sepakbola. Itu semua belum ada," terang Akmal. "Kalau itu semua dijalankan, bukan mustahil (moratorium, red) akan dicabut pemerintah," ujarnya.

Akmal menyayangkan langkah-langkah yang dibuat PSSI. Dia menyebut upaya perbaikan setelah Tragedi Kanjuruhan belum terlihat, namun PSSI sudah mengagendakan Liga 1 kembali dimulai pada 25 November.

"Seolah-olah mereka tidak ada sense of responsibility. Yang dipikirkan hanya bisnis," ucap Akmal. "Tidak masalah. Itu hak mereka untuk tidak menanggapi. Mereka mungkin bingung mau menanggapi apa," tambahnya.

Di sisi lain, PSSI sedang bergerak sesuai timeline yang disusun bersama tim transformasi sepakbola Indonesia. Menurut agenda, hari ini induk federasi sepakbola Indonesia tersebut akan bertolak ke Kuala Lumpur, Malaysia.

Anggota Komite Eksekutif PSSI Ahmad Riyadh mengungkapkan, tujuan ke Kuala Lumpur adalah menghadiri agenda AFC. "Yang ke sana nanti Ketum, Waketum, wakil sekjen, dan beberapa staf PSSI," kata pria yang akrab disapa Abah Riyadh itu kepada Jawa Pos (JPG) melalui pesan singkat, Ahad (16/10).

Agenda AFC di Kuala Lumpur juga akan dihadiri Presiden FIFA Gianni Infantino. Pada kesempatan tersebut, PSSI sekaligus akan membahas segala permasalahan sepakbola Indonesia. Termasuk membahas format ideal untuk melanjutkan kompetisi Liga 1.

"Selasa (18/10), pengurus PSSI kembali pulang ke Indonesia bersama presiden FIFA. Presiden FIFA memang akan berkunjung ke Indonesia," jelas Ketua Tim Investigasi PSSI untuk Tragedi Kanjuruhan itu.

Bansos Korban Kanjuruhan

Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini memastikan anak-anak korban tragedi Kanjuruhan menerima bantuan sosial (bansos). Bantuan itu disalurkan dalam bentuk program bansos anak yatim.

Risma mengatakan, anak-anak yang ditinggal ayah serta istri yang ditinggal suaminya dalam tragedi Kanjuruhan memerlukan bantuan khusus. Karena itu, mereka dipastikan terdata untuk mendapat bantuan. "Berat ya, apalagi ada yang meninggalkan istri dan anak yang masih kecil," ujarnya.

Di sisi lain, pemberian santunan kepada ahli waris korban yang meninggal telah dirampungkan. Akhir pekan lalu, dia sempat menyambangi keluarga korban tragedi yang menelan 132 nyawa itu di sejumlah wilayah. Salah satunya Pasuruan.

Di sana Risma menyerahkan santunan kepada 16 ahli waris. Masing-masing menerima Rp15 juta. Keluarga korban yang hadir berasal dari Pasuruan, Kota Malang, Kabupaten Malang, Kota Batu, Probolinggo, dan Jember. Turut hadir tiga orang luka berat yang menerima santunan Rp5 juta dan 4 korban luka ringan yang mendapatkan Rp2,5 juta. Hingga kini, jumlah korban luka masih didata.

Selain santunan, Kemensos juga memberikan dukungan psikososial dengan menghadirkan psikolog untuk memulihkan kondisi psikologis keluarga korban. Bantuan itu tidak hanya diperuntukkan bagi korban di wilayah Malang, tapi juga daerah-daerah lainnya.

"Ini bukan hanya Malang yang menderita, bukan di Pasuruan saja. Kami di seluruh Indonesia, bahkan seluruh dunia, ikut berbelasungkawa," tuturnya.(fiq/mia/c18/fal/jpg)

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook