PEKANBARU (RIAUPOS,CO) - Ribuan orang tersebut datang untuk menghadiri pemakaman tokoh Riau Prof Dr dr Tabrani Rab SPp. Prof Tabrani meninggal dunia pada Ahad (14/8) malam pukul 19.46 WIB di Rumah Sakit Awal Bros Pekanbaru. Setelah disemayamkan di rumah putrinya dr Susiana di Jalan Dwikora Pekanbaru, jenazah kemudian dibawa ke Tabrani Islamic Centre untuk dimakamkan di kawasan tersebut.Pemakaman Prof Tabrani dilaksanakan usai Salat Zuhur atau sekitar pukul 13.00 WIB. Lokasi pemakaman juga hanya berjarak sekitar 10 meter dari masjid tempat jenazah Prof Tabrani disalatkan. Beberapa tokoh Riau yang juga mantan Gubernur Riau tampak melayat, seperti Saleh Djasit, Rusli Zainal, Wan Thamrin Hasyim, dan Wan Abu Bakar. Adik almarhum Edi Saputra Rab kepada awak media mengatakan bahwa almarhum adalah sosok yang disiplin terhadap agama dan juga pendidikan. Sikap tersebut sama dengan sikap orang tua mereka saat mendidik anak dahulu.
"Beliau ini orangnya disiplin, baik untuk urusan agama dan pendidikan. Karena itu anak-anaknya sukses semua," ujarnya.
Mantan Gubenur Riau Rusli Zainal di sela-sela kegiatan takziah mengatakan, baginya Prof Tabrani adalah seorang tokoh yang memiliki pemikirannya besar. Selalu memikirkan untuk kepentingan masyarakat dan daerah. "Ini terlihat dari historis hidup beliau yang selalu memikirkan kepentingan masyarakat. Banyak yang diperbuatnya untuk kepentingan rakyat," ujar Rusli Zainal.
Bahkan menurut Rusli Zainal, sampai adanya gerakan Riau Merdeka yang dicetuskan Prof Tabrani, ini tidak lain dan tidak bukan hanya bertujuan bagaimana agar kepedulian kepada masyarakat.
"Beliau selalu ingin berkontribusi untuk masyarakat. Terutama sekarang ini kita lihat di bidang kesehatan dan pendidikan beliau berkontribusi besar," ujar Rusli Zainal.
Saat ini, lanjut Rusli Zainal, Tabrani sudah pergi dan meninggalkan banyak hal bagi masyarakat Riau, hendaknya dijadikan sebagai pelajaran penting bagi semua masyarakat.
"Beliau sudah pergi namun banyak yang beliau tinggalkan untuk Riau, Anak-anak beliau meneruskan perjuangan beliau dan kita doakan beliau mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah," sebutnya.
Hal senada juga disampaikan Saleh Djasit. Baginya, Tabrani merupakan sosok yang dikenal sebagai pejuang dalam ketertinggalan Riau, bahkan sempat terlontar karena perjuangannya disebut sebagai Presiden Riau Merdeka. "Beliau itu pejuang untuk memajukan Riau dari ketertinggalan, perjuangan mendapatkan hak dari pemerintah pusat dalam kemajuan Riau,"ujar Saleh Djasit.
Selain itu, demikian Saleh, Prof Tabrani juga seorang yang berani berontak dan melawan zaman Orde Baru saat itu. Bahkan sempat terlontar gerakan Riau Merdeka dan inisiatornya adalah Prof Tabrani sebagai Presiden Riau Merdeka saat itu. "Kemajuan Riau saat ini tidak terlepas karena perjuangan beliau karena kehebatan beliau dalam memperjuangan masyarakat Riau," ujar Saleh Djasit.
Saleh Djasit juga menyampaikan, apa yang dilakukan Prof Tabrani saat itu bahkan mendapatkan support dari seluruh masyarakat Riau. "Kita juga heran di zaman Orde Baru, perjuangan beliau untuk otonomi daerah bisa tidak bergejolak dan mendapatkan dukungan dari masyarakat," ujar Saleh Djasit.
Maka kepergian almarhum ini menurut Saleh Djasit merupakan kehilangan bagi Riau tokoh penting dan tokoh sentral dalam kemajuan Riau. "Kita doakan almarhum diampuni dosanya dan ditempatkan di tempat terbaik di sisi Allah,"ujarnya.
Gubenur Riau (Gubri) Syamsuar juga tampak menghadiri prosesi pemakaman Prof Tabrani. Setelah prosesi pemakaman, Gubri Syamsuar juga diminta menyampaikan sambutan. Saat itu, Gubri menyampaikan ungkapan dukacita kepada keluarga almarhum. Ia juga mendoakan agar keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan. "Kami atas nama keluarga dan Pemprov Riau mengucapkan turut berdukacita atas berpulangnya orang tua kita Prof Tabrani," katanya.
Menurut Gubri, Prof Tabrani adalah tokoh pejuang yang sudah banyak berjasa untuk Provinsi Riau. Karena itu, ia mengajak seluruh masyarakat untuk dapat melanjutkan perjuangan Prof Tabrani. "Mari lanjutkan perjuangan beliau dalam memajukan daerah. Kita tentunya sangat merasakan kehilangan. Semoga apa yang sudah dilakukan beliau menjadi amal jariah," ujarnya.
Anak almarhum, DR dr Susiana Tabrani mengatakan, bahwa ayahnya sudah sakit dan dirawat di rumahnya sejak delapan tahun lalu. Kemudian pada Senin (8/8) lalu, harus dirujuk ke rumah sakit Awal Bros Pekanbaru.
"Pada Senin (14/8) malam sekitar pukul 19.40 WIB, saya dipanggil dokter dan tidak boleh meninggalkan ruangan. Sebagai dokter saya paham bahwa beliau akan meninggal dunia. Karena itu saya sempat membacakan doa di telinga beliau. Kemudian pukul 19.46 WIB, ayahanda meninggal dunia," kisahnya.
Terkait pemakaman yang dilaksanakan di area kampus, dikatakan Susiana hal tersebut merupakan amanah ayahanda. Karena ayahanda selalu ingin dengan para santrinya.
"Sesuai amanah beliau, kampus di Jalan Bakti dijadikan fakultas kedokteran sudah tercapai. Kami juga ucapkan terima kasih atas rasa kasih sayang masyarakat yang sudah mendampingi kami mulai dari pagi hingga selesai. Saya mohon maaf jika ada yang salah dari ayahanda dan hendaknya mohon dimaafkan," pintanya.(sol)
Laporan SOLEH SAPUTRA, Pekanbaru