JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Sektor farmasi menunjukkan pertumbuhan investasi yang signifikan. Tercatat, peningkatan pada 2015 itu mencapai 118 persen atau sebesar Rp6,5 triliun. Menurut Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), jumlah ini lebih tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai Rp3 triliun.
Pencapaian itu diperoleh dari kontribusi Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar USD 105,8 juta atau sekitar Rp1,4 triliun. Sedangkan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp5,1 triliun.
Kepala BKPM Franky Sibrani mengungkapkan, agar ke depannya investasi di sektor farmasi ini dapat berkembang lebih besar lagi. Apalagi setelah adanya Daftar Negatif Investasi (DNI) baru, yang semakin membuka PMA untuk menanamkan modalnya di bidang usaha tersebut.
“Dengan dibukanya 100 persen bagi sektor farmasi yang dulu dibatasi maksimal 85 persen ini, diharapkan investor di bidang farmasi baik dari hulu dan hilir dapat mempertimbangkan secara serius Indonesia sebagai lokasi investasinya,” ujar Franky dalam keterangan resmi kepada media, Senin (15/2/2016).