JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Pendiri dan pengurus DPP Partai Demokrat versi Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang telah melaporkan Andi Mallarangeng ke Polda Metro Jaya pada Sabtu (13/3) atas dugaan fitnah. Namun, rencana untuk menggugat kubu AHY ke pengadilan belum direalisasikan.
Salah seorang pendiri Partai Demokrat versi KLB Deli Serdang Hencky Luntungan menjelaskan bahwa gugatan ini dan laporan yang menyeret nama Andi Mallarangeng itu berbeda. Andi Mallarangeng selaku Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat kubu AHY itu dilaporkan atas dugaan fitnah menyebut adanya keterlibatan pihak pemerintah dalam KLB tempo hari.
Sementara untuk gugatan kepada AHY terkait dengan dugaan manipulasi AD/ART hasil Kongres Partai Demokrat 2020, Hencky menegaskan bahwa keduanya akan ditangani oleh tim hukum yang berbeda. Untuk gugatan terkait AD/ART ini juga lebih banyak menyedot perhatian jajaran pendiri karena menyangkut masalah konstitusi partai.
"Saya lagi konsolidasi dulu dengan pendiri dan deklarator. Nanti mereka rencana (memasukkan gugatan) setelah memberikan surat dukungan untuk menggugat sekaligus kuasa menunjuk pengacara," jelas Hencky kepada Jawa Pos (JPG), kemarin.
Hencky menambahkan bahwa gugatan ini bukan terkait dengan KLB Deli Serdang semata, tetapi permasalahan Partai Demokrat yang sudah terjadi sejak terbentuknya kepengurusan AHY. Dia belum memastikan kapan akan memasukkan gugatan tersebut dan ke pengadilan mana.
Pada Sabtu, kubu Moeldoko diwakili oleh Razman Nasution selaku ketua bidang advokasi dan hukum kubu tersebut mendatangi Polda Metro Jaya. "Melaporkan Saudara Andi Mallarangeng karena telah secara sadar dan patut diduga telah melakukan fitnah dan pencemaran nama baik," ungkap Razman.
Dia berharap laporan ini bisa segera diproses pihak kepolisian. Sebelumnya, Partai Demokrat kubu AHY telah menggugat kubu Moeldoko atas perbuatan melawan hukum melalui penyelenggaraan KLB Deli Serdang. Gugatan dimasukkan ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dan akan digelar sidang perdana pada Rabu (17/3).
Diminta Bersabar
Di sisi lain AHY melakukan silaturahmi ke kediaman mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK), Ahad (14/3). Dalam pertemuan itu, AHY dan JK membicarakan isu-isu terkini dan masalah kebangsaan. Pada kesempatan itu, AHY mengucapkan terima kasih atas kesediaan Jusuf Kalla untuk menerima pimpinan Partai Demokrat. "Kedatangan kami pagi ini utamanya adalah untuk bersilaturahmi. Bagaimana pun Partai Demokrat memiliki hubungan sejarah politik yang sangat baik dengan Pak JK. Pak JK pernah menjadi Wakil Presiden mendampingi Bapak SBY," kata AHY dalam keterangannya, Ahad (14/3).
"Partai Demokrat juga menjadi mitra strategis bagi Partai Golkar saat dipimpin oleh Pak JK sebagai ketua umum. Meskipun mengalami pasang surut, kebersamaan kita dicatat sejarah demokrasi modern di Indonesia," sambungnya.
Putra sulung Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu mengaku, kedatangannya ke kediaman JK untuk membicarakan masalah sosial dan politik yang terjadi di Indonesia.
"Kedatangan kami ke sini juga untuk memohon saran dan masukan terkait perkembangan dinamika ekonomi dan sosial-politik nasional saat ini," ujar AHY.
Sementara itu, JK berpesan bahwa regenerasi di partai politik merupakan hal terpenting. Dia mengamini, Demokrat di bawah kepemimpinan AHY memberikan contoh yang baik dalam membangun regenerasi partai.
"Partai Demokrat sudah baik dalam memberi contoh tentang regenerasi di partai politik," ucap JK.
Terkait permasalahan yang terjadi di tubuh Partai Demokrat akhir-akhir ini, JK berpesan agar AHY dan pimpinan Partai Demokrat bersabar soal Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang yang menetapkan Moeldoko sebagai ketua umum. JK bercerita bahwa Partai Golkar juga pernah mengalami hal serupa. JK berpesan agar terus menjalin silaturahmi dan komunikasi dengan tokoh-tokoh politik maupun tokoh-tokoh nasional lainnya.(deb/jpg)