JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Keluarga Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak menyangka Kristiani Herawati alias Ani Yudhoyono diserang kanker darah. Mereka sempat kaget, namun kemudian bisa menerima dengan ikhlas. Keluarga akan terus berjuang dan berikhtiar untuk kesembuhan sang ibu.
Pernyataan itu disampaikan anak sulung SBY, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) saat dihubungi Jawa Pos, Kamis (14/2). Menurut dia, kondisi kesehatan Ani mulai menurun setelah kunjunganya ke Sumatera Utara dan Aceh pada 21–28 Januari lalu.
“Sebenarnya sejak di Aceh, Bu Ani sudah merasakan lemas, dan kurang tenaga,” tutur dia.
Pihaknya menduga, menurunnya kesehatan Ani, karena fakor kelelahan setelah mengikuti perjalanan panjang. Ani lantas dibawa ke RSPAD Gatot Soebroto untuk melakukan pemeriksaan. Dari hasil pemeriksaan darah menunjukkan ada elemen darah Ani yang menurun signifikan. Yaitu trombosit, leukosit dan juga hemoglobin.
“Dari hasil pemeriksaan tersebut, ada kecurigaan ini bukan sakit biasa. Bukan karena kelelahan,” tutur mantan calon gubernur DKI Jakarta itu.
Selanjutnya, keluarga SBY berkomunikasi dengan tim dari kepresidenan untuk segera melakukan pemetaan lanjutan. Tim dokter pun menyarankan untuk dirujuk ke Nasional University of Hospital di Singapura. Alasannya, rumah sakit tersebut dianggap cukup maju dalam urusan darah.
Pada 2 Februari, lanjut AHY, SBY sekeluarga terbang ke Singapura. Pihak rumah sakit pun langsung melakukan penanganan medis untuk mengetahui secara pasti apa penyakit yang diderita anak dari pasangan Sarwo Edhie Wibowo dan Sri Sunarti Hadiyah itu. Pada 7 Februari, hasil diagnosa dokter keluar. Tim dokter menyatakan Ani mengidap kanker darah.
“Ini tentunya membuat kami sangat terpukul,” ucapnya.
AHY mengatakan, keluarga tidak menyangka, karena selama ini Ani merupakan sosok yang tangguh dan kuat. Dia selalu menemani SBY sejak mulai di militer hingga menjadi ibu negara. Ternyata perempuan yang kuat itu sekarang mengalami samit yang sangat serius. Pada Senin 11 Februari, dipastikan bahwa Ani telah mengalami itu kanker darah.
“Bu Ani harus ditangani secara serius karena kankernya dinyatakan cukup agresif,” urai suami Annisa Pohan itu.
Menurutnya, Ani dirawat dalam ruang yang sangat steril. Sebab, dalam tahap awal ini, Ani harus dipastikan memiliki daya tahan tubuh dan stabilitas yang baik, sehingga bisa menerima perawatan atau medical treatment. Dia menyatakan, medical treatment yang dipilih saat ini disesuaikan dengan jenis dan karakteristik kanker darah dalam tubuh Ani. Untuk saat ini, penanganannya tidak menggunakan kemoterapi.
Pengobatannya mengunakan oral medication dan sejumlah injection yang memiliki efek samping. Injection untuk melumpuhkan sel-sel kanker darah. Setelah itu akan terus diobservasi secara intensif, sehingga diketahui apa langkah-langkah berikutny yang akan ditempuh. Yang pasti, lanjut dia, sampai saat ini dan beberapa waktu ke depan, Ani masih melakukan tindakan-tindakan medis tersebut. Hal itu berdasarkan keterangan tim dokter yang juga sudah berkoordinasi dengan tim dokter kepresidenan.
AHY mengatakan, sejak 2 Februari, keluarga lengkah mendampingi Ani di Singapura.
“Pak SBY sudah menyampaikan untuk mendedikasikan waktunya, sepenuhnya untuk kesembuhan Bu Ani,” paparnya.
Dia sendiri akan bergantian dengan adiknya, Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas untuk berjaga di rumah sakit. Yang terpenting saat ini adalah dukungan moril dari keluarga terdekat. “Memberikan semangat kepada Bu Ani. Ibu juga tidak merasa menyerah untuk melawan kanker darahnya,” lanjutnya.
Para menantunya, istri AHY, Annisa Pohon dan istri Ibas, Siti Rubi Aliya Rajasa juga bergantian berjaga. AHY mengatakan, ibunya berpesan agar dirinya dan Ibas tetap menjalankan tugas-tugas di tanah air. Dia pun terharu dengan nasihat ibunya. Di tengah lemahnya kondisi kesehatan, Ani justru meminta kepada dirinya dan Ibas untuk tetap menyapa masyarakat. Keluarga akan berusaha tabah menghadapi cobaan. Sebagai hamba Allah, dia yakin itu adalah takdir yang harus diterima dengan tulus.
Keluarga akan terus berikhtiar dan berdoa untuk mencari jalan kesembuhan. Dia berharap dunia medis yang terus berkembang dan maju bisa menemukan berbagai opsi. Tekonologi, metodologi, dan obat-obatan generasi terbaru bisa ampuh untuk melawan kanker darah yang didierita Ani.
Dua minggu di rumah sakit, rasa rindu terhadap rumah muncul. Sebaik-baiknya pelayanan di rumah sakit, tentu masih tetap rindu suasana rumah, makanan rumah. “Rindu makanan yang di meja makan rumah. Saya pikir itu sangat wajar,” katanya.
Dia pun terus mengingatkan ibunya agar jangan sampai tidak nafsu makan. Bagaimanapun, lanjutnya, asupan makanan dan gizi sangat penting sekali menjaga daya tahan tubuh. Apalagi ketika menjalani treatment. Masuknya obat-obat berkategori keras harus dibantu dengan asupan makan yang cukup.