JAYAPURA (RIAUPOS.CO) - Gempa bumi magnitudo 5,2 yang mengguncang Kota Jayapura, Papua pada Kamis (9/2) pukul 13.28 WIB. Gempa susulan masih terus terjadi hingga Jumat (10/2) malam. Hal ini membuat pasien di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jayapura masih berada di tenda-tenda darurat.
RSUD Dok II sendiri melakukan perawatan terhadap 77 pasien di tenda darurat hingga Jumat (10/2). Puluhan pasien ini terdiri dari pasien ortopedi, pasien anak, kebidanan, dan kandungan. Wakil Direktur RSUD Jayapura, dr Andreas Pekey mengatakan, puluhan pasien ini diungsikan di tenda darurat karena ada kerusakan ringan berupa dinding retak di ruang perawatan.
Akibat kondisi tersebut, total sebanyak 11 tenda darurat yang sudah didirikan di sekitar halaman gedung RSUD Dok II Jayapura. Dengan fungsi sebagai tenda gawat darurat, ruang transit, laboratorium termasuk ICU. “Kondisi saat ini berisiko bagi pasien jika dirawat di dalam ruangan, karena khawatir tiba-tiba terjadi gempa lagi. Sementara sudah ada keretakan di beberapa dinding ruangan rumah sakit,” kata Andreas kepada wartawan, Jumat (10/2).
Kendati demikian, ruang perawatan yang tidak berisiko masih tetap ditempati para pasien. Seperti di ruang bedah pria dan bedah wanita. “Lagipula kapasitas di tenda darurat juga terbatas dan tidak lengkap pelaratan medisnya, sehingga ruang yang aman tetap ditempati pasien,” terangnya.
Dokter Andreas mengaku pelayanan kesehatan bagi para pasien di tenda darurat tidak bisa berjalan optimal karena beberapa kendala. Hal ini mengingat tidak semua alat kesehatan bisa dimobilisasi. “Tidak semua alat kesehatan bisa dimobilisasi, sehingga tidak semua pemeriksaan kesehatan bisa dilakukan di tenda darurat,” ungkapnya.
Selain itu, ada pasien di tenda darurat juga yang terkena percikan air ketika hujan dan suhu di tenda darurat yang panas ketika siang dan dingin ketika malam. “Jadi kita harus sesuaikan beberapa keperluan pasien termasuk kamar operasi. Ini yang sedang kami siapkan juga, tapi mudah-mudahan tidak ada gempa lagi dan pasien bisa kembali ke ruangan,” terangnya.
Andreas juga menyampaikan sekitar 50 tenaga kesehatan (nakes) yang disiagakan di tenda darurat tersebut, terdapat 4 nakes yang berjaka di setiap tendanya. “Kita harus antisipasi karena gempa susulan masih terus terjadi sejak Januari hingga kini,” ujarnya.
Sementara itu, dari data BPBD Kota Jayapura menyebut hingga kini tercatat ada 2.074 jiwa yang mengungsi. Para pengungsi ini tersebar pada di 22 titik. Hanya sebagian besar warga telah kembali ke rumah masing-masing. Sementara AKP Novilus Yoku selaku Kasatgas Preemtif, dirinya bersama personel membagikan sembako kepada korban gempa bumi sebelum melaksanakan Operasi Keselamatan.
Novilus mengatakan, sebelum melaksanakan operasi pada hari ketiga ini dirinya bersama personel terlebih dahulu membagikan sembako kepada warga kampung Weref Kelurahan Argapura Kota Jayapura yang terdampak bencana. Kompol Ida Pllomina dari Polresta Jayapura Kota ikut menyambangi lokasi. Pihaknya memberikan penyuluhan dan trauma healing kepada para pengungsi terutama anak yang juga terlihat syok ataupun trauma.
“Kami juga mengunjungi korban kebakaran di Hamadi Rawa 2, dan penyebab terjadinya kebakaran tersebut adalah kepanikan dari salah satu korban saat terjadinya gempa bumi yang terjadi pada hari Kamis kemarin sehingga menyebabkan kebakaran,” tuturnya.(
Sementara itu, Meninggalnya empat karyawan Kafe Cirita di Ruko Dok II, yaitu Rista Pasimbong, Satriani, Astrid dan Maya yang merupakan korban gempa mendapat simpati warga. Tak sedikit masyarakat mendatangi lokasi kejadian usai Salat Jumat, (10/2) . Apakah hanya untuk melihat tempat musibah ataupun menitipkan doa bagi para korban. Selain itu ada juga warga yang datang kemudian meletakkan beberapa tangkai bunga sebagai bentuk bela sungkawa.
Warga tersebut berharap agar para korban bisa diterima disisi Tuhan dan musibah ini segera berakhir. “Sedih sih sebab tidak ada yang menyangka jika semua akan seperti ini. Gempa kemarin dirasakan banyak orang dan ternyata separah ini,” kata Tini, satu warga.(ade/wen/fia/jpg)