JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) akan menggandeng sejumlah pihak untuk melakukan investigasi perihal jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182. Salah satunya adalah lembaga investigasi asal Singapura, The Transport Safety Investigation Bureau (TSIB).
Ketua Sub Komite IK penerbangan KNKT Capt, Nurcahyo Utomo menyebut, kerja sama dengan TSIB mencari black box milik maskapai penerbangan nasional, Sriwijaya Air SJ-182.
Tak hanya TSIB, Nurcahyo mengutarakan, pihak KNKT juga tengah berkoordinasi dengan otoritas Amerika seperti NTSP. Meski negitu, pihaknya juga masih mengupayakan hal tersebut mengingat saat ini ada kebijakan pemerintah ihwal larangan Warga Negara Asing (WNA) memasuki Indonesia.
"KNKT juga sudah berkoordinasi dengan otoritas Amerika yaitu NTSP dan sudah ditunjuk Michael Hoff yang menjadi akredited representatif di investigasi Pesawat ini. Untuk kedatangan dari pihak-pihak dari luar negeri, KNKT masih bekerjasama untuk mendapatkan izin sehubungan dengan peraturan pemerintah larangan bagi WNA untuk masuk ke Indonesia," ujar dia, Ahad (10/1/2021).
Ihwal hasil investigasi yang dilakukan hingga hari ini, tercatat ada beberapa perkembangan yang dihasilkan. Di mana, tim KNKT sudah berhasil mendapatkan data mentah dari radar. Data tersebut nanti akan dikaji lebih lanjut.
"Berikutnya tim juga sudah melakukan wawancara dengan petugas lalu lintas udara yang kemarin bertugas melakukan penerbangan yang mengalami kecelakaan belum juga tuntas dilakukan," kata dia.
Langkah investigasi terus dilakukan untuk memastikan informasi kecelakan secara detail. Sementara itu, KNKT di Jakarta Internasional Countainer Terminal (JICT) per hari ini telah menerima data dari Basarnas ihwal beberapa komponen teekait objek yang diteliti.
"Sudah ada beberapa yang diidentifikasi berupa beberapa instrumen pesawat ada GPWS dan radio ardimeter, kemudian juga alat peluncur darurat ini juga akan kita ientitfikasi dari pintu sebelah mana? Karena di pesawat itu ada empat kemudian bagian-bagian pesawat yang suda bisa diidentifikasi umumnya dari bagian ekor sebelah bawah, tetapi kita belum bisa menentukan apakah sebelah kiri atau kanan," katanya.
Sumber: Antara/News/JPG
Editor: Hary B Koriun