JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Tujuh belas ide brilian dari masyarakat pemenang Ideathon Indonesia 2020 siap direalisasikan Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/BRIN). Ditargetkan, dalam waktu maksimal lima bulan seluruhnya siap digunakan sebagai "senjata" perang melawan Covid-19.
Menristek/BRIN Bambang PS Brodjonegoro menuturkan, sejak Covid-19 merebak di Indonesia, Kemenristek/BRIN telah mengambil langkah-langkah cepat. Terutama yang berkaitan dengan keperluan pendukung dalam menangani Covid-19. Seperti produksi APD, alat kesehatan pendukung, hingga keperluan skrining.
"Yang sebelumnya impor, kami coba untuk membuat sendiri. Semua dikoordinasikan di bawah Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19," ujarnya dalam telekonferensi, kemarin (8/5).
Kendati begitu, masyarakat dirasa perlu untuk dilibatkan. Dia menilai kemampuan kolektif suatu kelompok akan selalu memberikan hasil dan solusi terbaik. Dengan platform crowdsourcing baru ini, dapat memungkinkan setiap orang untuk menyumbangkan bakatnya dalam memecahkan masalah kolektif secara lokal dan global.
"Karenanya kami undang talent berbakat untuk memberikan ide-idenya," ungkapnya.
Mengusung tema Gotong Royong Melindungi Bangsa dari Covid-19, Ideathon Indonesia 2020 yang dibuka pendaftarannya pada 13 April 2020 berhasil menjaring 5.590 usulan-usulan menarik. Mulai dari ide, solusi, produk, sistem, platform, atau aplikasi mobile maupun web dengan kategori gagasan mengenai pencegahan virus, pengendalian virus, manajemen pelayanan dan perawatan pasien, mitigasi masyarakat, keberlanjutan bisnis, serta metode pembelajaran jarak jauh yang dapat diimplementasikan dalam waktu dekat. Dari proses seleksi administrasi hingga seleksi substansi lanjutan oleh panel ahli, 17 ide akhirnya terpilih. Mereka lolos karena dinilai logis secara saintifik, secara teknis dapat diterapkan, dan relevan dengan isu Covid-19 saat ini.
Ketujuhbelas ide tersebut di antaranya, Hybrid Quadplane UAV to Help Prevent Coronavirus Spreadness, Kios Cukur Rambut Portable, Crane Pemulasaran Jenazah Covid-19, Aplikasi Jualan Keliling, Inovasi Internet of Things (IoT) untuk Mendukung Proses Pembelajaran Jarak Jauh di Area 3T, dan Sistem Pemantauan Tingkat Pernafasan dan Kendali Regulator Oksigen Terintegrasi dengan IoT untuk Perawatan Pasien Covid-19.
"Kita harapkan para pemenang bisa mewujudkan apa yang diinisiasi menjadi sesuatu yang lebih konkret, yang nanti bisa dipakai oleh masyarakat," tutur mantan Menteri Keuangan (Menkeu) tersebut.
Guna mewujudkan hal ini, pihaknya pun akan memberikan dukungan pembiayaan agar ide tersebut benar-benar bisa direalisasikan. "Implementasi ditargerkan lima bulan. Kami juga telah menganggarkan dana Rp2 miliar untuk insentif pembiayaan," sambungnya.
Hadir dalam kesempatan tersebut, salah satu pemenang Tri Arief Sardjono dari Institut Teknologi Telkom Surabaya (ITTelkom Surabaya). Mengusung ide inovasi Crane Pemulasaran Jenazah Covid-19, Arief mengaku terinspirasi dari petugas pemulasaran jenazah Covid-19 yang kerap kesulitan saat harus mengangkat peti jenazah yang cukup berat. "Mereka tetap harus menerapkan protokol WHO dengan menggunakan APD lengkap. Tapi juga membawa beban berat," jelasnya.
Karenanya, perlu alat bantu. Nah, crane pemulasaran jenazah ini diklaim bakal meringankan beban para petugas tersebut. Secara singkat dia menjelaskan cara kerjanya. Nantinya, peti jenazah diletakkan di atas stretcher saat dimasukkan ambulans. Setelah sampai lokasi pemakaman, operator memasang rel roda stretcher dan crane di atas liang lahat. Operator kemudian menggerakkan stretcher dan peti jenazah ke liang lahat. Lalu, operator mengikat peti jenazah dan mengangkatnya menggunakan crane elektrik dan diturunkan ke liang lahat.
Ada juga ide hidupkan kaki lima dari online. Ide dari Shera Mayangsari ini ditujukan untuk membantu para pedagang kaki lima yang sedang kesulitan menjajakan dagangannya karena pandemi Covid-19. Mereka akan diedukasi dan dibantu menjajakkan dagangan melalui web khusus.
"Sasaran kami untuk sementara sekitar 50 pedangan," ujarnya.
Vaksin
Dalam kesempatan tersebut, Bambang turut menyinggung soal penelitian vaksin untuk Covid-19. Dia menuturkan, sudah banyak tawaran kerja sama dari pihak luar negeri yang masuk untuk pengembangan vaksin Covid-19. Tawaran-tawaran tersebut masuk ke Lembaga Biologi Molekuler Eijkman yang menjadi koordinator dalam pengembangan vaksin di Indonesia.
"Ada juga yang menawarkan untuk uji klinis. Namun tentunya kita tidak ingin hanya sekadar menjadi tempat uji klinis," tegasnya.
Bambang mengatakan, pihaknya sedang bernegosiasi agar para peneliti dari Indonesia bisa terlibat dalam pengembangan vaksin tersebut. Sehingga, nantinya mereka mempunyai kapasitas untuk bisa melahirkan prototipe dari vaksinnya, terutama protototipe yang menggunakan virus yang beredar di Indonesia.
"Kita masih meminta kalau mereka mau ‘clinical trial’ (uji klinis) di Indonesia, kita ingin pengembangannya bersama," ungkap mantan Menteri Perancanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Bappenas itu.
Menurutnya, hal ini sangat penting. Sebab, ketika suatu negara bisa memproduksi sendiri maka tidak menyebabkan ketergantungan pada pihak luar. Dengan begitu, dapat diperbanyak sesuai keperluan dalam negeri. "Strategi terbaik kalau vaksin sudah ditemukan, ya mau tidak mau kita harus membeli yang siap diproduksi. Tapi produksinya harus bisa dilakukan di Indonesia supaya kita bebas," paparnya.
Diakuinya, pengembangan vaksin ini paling cepat dapat dialakuakn dalam jangka waktu satu tahun. Pasalnya, tahap pengujian efektivitas dan keamanan vaksin sampai dinyatakan vaksin tersebut aman bagi orang dan efektif menangkal Covid-19 cukup lama. "Karena karakter manusianya, karakter virusnya itu yang membuat waktu dari uji klinisnya menjadi tidak pasti," jelasnya.
Sementara itu, Meko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan memperkenalkan sustainable exit strategy sebagai jalan tengah dari nir intervensi dan karantina wilayah total. Exit strategy tersebut dipaparkan oleh Luhut dalam bentuk paparan yang diterima Jawa Pos (JPG) kemarin.
Dalam paparan tersebut, Luhut mengatakan bahwa pemerintah bekerja keras untuk menjaga kenaikan jumlah kasus. Sejak 25 April 2020, rerata pertumbuhan kasus per harinya berkisar pada 214 hingga 455 per hari. Sampai 3 Maret 2020, tingkat fatalitas sudah bisa diturunkan sampai 7,6 persen dan tingkat kesembuhan 16,8 persen.
Luhut juga menyebut bahwa sebelum Indonesia memutuskan untuk melakukan exit, harus dicapai beberapa persyaratan seperti massifnya pengujian, tracking dan isolasi. Juga pengurangan pertambahan kasus baru, jumlah PDP, serta tingkat kesembuhan yang bertambah. Meningkatkan kapasitas sistem kesehatan dengan memproduksi obat, vaksin, test kit, dan APD di dalam negeri.
Exit akan dilakukan dalam dengan tahapan sesuai dengan kondisi kurva pandemik di masing-masing daerah. Setelah pembukaan, protokol kesehatan seperti mencuci tangan dan social distancing tetap diberlakukan. Jika di suatu daerah yang sudah melakukan exit kurva pandemi kembali naik, maka PSBB akan kembali ditetapkan.
Menurut pantauan pemerintah, beberapa provinsi duah mulai memasuki flattening stage seperti Sulsel, Jawa Timur, dan Banten. Sementara DKI Jakarta, Jawa Tengah dan Barat, serta Kalimantan Tengah memasuki fase control stage. Provinsi lain baru memasuki fase outbreak dan masih akan masuk ke fase kurva menanjak. Namun ada beberapa provinsi seperti Bali yang diupayakan untuk tidak sampai pada control stage.
Sementara per hari Jumat (8/5) pukul 12.00 WIB, pertumbuhan kasus terkonfirmasi positif menjadi 13.112 setelah ada penambahan sebanyak 336 orang. Sedangkan jumlah kasus meninggal bertambah 13 orang menjadi total 943 orang.
Jubir Pemerintah Untuk Covid-19 Achmad Yurianto mengungkapkan, pasien yang sembuh mengalami pertambahan 113 orang menjadi total 2.494. Kemudian untuk sebaran kasus sembuh dari 34 Provinsi di Tanah Air, DKI Jakarta menjadi wilayah dengan sebaran pasien sembuh terbanyak yakni 745, disusul Sulawesi Selatan 251, Jawa Timur sebanyak 215, Bali 195, Jawa Barat 184, dan wilayah lain di Indonesia sehingga total mencapai 2.494 orang.(mia/tau/jpg)