JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Umat Islam yang berniat umrah tahun ini harus bersabar. Pasalnya pemerintah baru memutuskan penyelenggaraan umrah tahun depan. Alasannya pemerintah saat ini berfokus dulu antisipasi penularan Covid-19 di masa Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Keputusan pemerintah itu disampaikan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto di Jakarta, kemarin (6/12). Politikus Partai Golkar itu menjelaskan, pemerintah baru akan memberi keputusan terkait pemberangkatan jemaah umrah usai momen Nataru. Sebab, pemerintah masih ingin fokus untuk antisipasi kasus Covid-19 pada momen Nataru.
"Tentu konsentrasi pada Natal dan tahun baru, baru sesudah itu kita akan melihat buka untuk kegiatan umrah," ujarnya.
Airlangga menjelaskan, pemerintah ingin kebijakan umrah berjalan apabila kondisi sudah benar-benar kondusif. Sebab, saat ini banyak negara tengah waspada pada kemunculan varian omicron.
Selain itu, beberapa negara juga masih menerapkan sistem karantina 10 hari untuk syarat perjalanan luar negeri. "Karena di berbagai negara itu dikhawatirkan terkait kasus omicron, maka tentu pemerintah kita akan melakukan karantina yang 10 hari. Tentunya ini menjadi pertimbangan saat kita akan membuka varian omicron," tuturnya.
Meski begitu, Indonesia menyambut baik keputusan Arab Saudi yang menerima jamaah umrah yang telah disuntik vaksin Covid-19 Sinovac. Keputusan pemerintah tidak memberangkatkan umrah tahun ini, disesalkan sejumlah asosiasi travel umrah dan haji khusus. Sekjen Asosiasi Mandiri Penyelenggara Umrah Haji (AMPUH) Indonesia Wawan Suhada mengatakan keputusan pemerintah tersebut sebuah blunder. “Harusnya kami selaku asosiasi PPIU (penyelenggara perjalanan ibadah umrah, red) diajak berembuk dulu. Ini tidak ada informasi apa-apa, langsung ditunda tahun depan,” katanya.
Keputusan pemerintah ini kontras dengan kebijakan Arab Saudi. Wawan mengatakan Saudi sudah membolehkan penerbangan dari Indonesia ke Saudi dan sebaliknya. Kebijakan ini sudah langkah maju sebelum penyelenggaraan umrah dibuka. Bahkan Kemenag bersama asosiasi PPIU serta kementerian dan lembaga terkait sudah menyusun prosedur umrah di tengah pandemi Covid-19. “Kami kaget. Persiapan yang sudah kami diskusikan beberapa waktu terakhir seperti mubazir,” tutur Wawan.
Dia menuturkan umat Islam di Indonesia sudah terlanjur menyambut baik bahwa Umrah akan dibuka kembali bulan ini. Bahkan Menag Yaqut sempat menyampaikan umrah bakal dibuka Desember ini.
Wawan menuturkan sejatinya pemerintah tetap membuka umrah bulan ini. Dia meyakini kalaupun dibuka, tidak bakal langsung banyak jamaahnya. Yang penting para pengusaha travel bisa merasakan simulasi umrah. Menurut dia jika umrah dibuka mulai Desember ini, kemungkinan baru ramai jamaah Februari tahun depan.
Pasalnya travel umrah perlu sosialisasi dahulu kepada calon jamaah. Khususnya soal protokol kesehatan di tengah pandemi. Baik itu yang berlaku sebelum keberangkatan maupun setibanya di Saudi. Ketika umrah baru akan ditetapkan tahun depan, otomatis kesempatan untuk masyarakat umum mundur lagi.(dee/wan/jpg)