PAPUA (RIAUPOS.CO) – Benny Wenda, The United Liberation Movement for West Papua (ULMWP), dan Komite Nasional Papua Barat (KNPB), disebut Kapolri Jendral Tito Karnavian sebagai dalang di balik kerusuhan Papua dan Papua Barat.
“Saya sudah dapat beberapa data. KNPB main, ULMWPP main. Dan saya tahu rangkaiannya ke mana. Termasuk gerakan AMP, teman-teman adik-adik Aliansi Mahasiswa Papua, ini juga digerakkan oleh mereka,” ujar Tito seperti dikutip PojokSatu.id (Jawa Pos Group), Jumat (6/9).
Tito juga menyebut bahwa kerusuhan tersebut telah disetting sedemikian rupa. “Jadi apa yang terjadi di Papua saat ini dan di luar itu semua didesain oleh kelompok yang ada di sini. Dan itu akan saya kejar,” tegasnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Kemanan (Menko Polhukam), Wiranto menyebut Benny Wenda sebagai aktor utama kerusuhan di Papua dan Papua Barat. Meski sudah tak lagi menyandang status WNI, namun dia masih melancarkan propaganda hasutan dari luar negeri.
Selain itu, Wiranto mengatakan, Wenda juga melakukan konspirasi dengan aktor-aktor lokal untuk membuat kisruh suasana. Pihak lokal yang diajak kerjasama diantaranya Aliansi Mahasiswa Papua (AMP), dan Komite Nasional Papua Barat (KNPB).
“Memang ada satu konspirasi antara Benny Wenda dengan kedua organisasi itu. Baik KNPB maupun AMP. Itu ada, jadi bukan mengada-ada. Itulah yang kemudian mendorong terjadinya satu demonstrasi yang anarkis,” ujar Wiranto dalam konferensi pers di Kemenko Polhukam Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Kamis (5/9).
Konspirasi yang dimaksud seperti terjalinnya persamaan pola pikir untuk memisahkan Papua dan Papua Barat dari Indonesia. Kemudian merencanakan waktu dan lokasi unjuk rasa. Dan menentukan kapan kerusuhan itu dibuat. “Direncanakan ada lagi yang mengacau perkotaan. Ada buktinya. Tetapi, tidak semua informasi, untuk kepentingan operasional disampaikan ke publik,” tambah Wiranto
Oleh sebab itu, Wiranto menghimbau kepada seluruh warga Papua dan Papua Barat agar tidak termakan provokasi Wenda. menurut dia, situasi kondusif harus terjalin di Papua dan Papua Barat agar pembangunan bisa dilanjutkan. “Nggak mungkin membangun sambil rusuh. Ditenangkan dulu, sabar, tenang, selesaikan dengan dialog, persuasif, kompromis, edukatif,” tegasnya.
Jawaban Benny Wenda
Ketua Eksekutif United Liberation Movement For Wets Papua (ULMWP) Benny Wenda menegasakan Perjuangan Papua untuk memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesis, (NKRI) ialah dengan jalan damai tanpa anarkis dan kekerasan. Untuk itu, Benny menilai jika terjadi anarkis pada demostrasitrasi di Kota Jayapura (29/8) lalu adalah skenario Negara Indonesia untuk mengacaukan perjuanganya yang selama ini damai.
Wenda menegaskan tuntutan rakyat Papua adalah referendum dengan perjuangan secara damai maka yang menciptakan melisi barisan nusantara dan barisan merah putih merupakan bentukan Indonesia sendiri untuk bentrok dengan orang Papua. “Jakarta tidak bisa menuduh saya sebagai aktor di belakang, apa yang terjadi di Papua dan Surabaya Jakarta dan lainya, itu spotannitas karena Indonesia menuduh dan mengkategorikam Bangsa Papua sebagai bangasa Monyet, anjing dan binatang lainya, dan meminta orang Papua harus pulang ke Papua. Ini yang membuat Orang Papua secara secara spontan turun ke jalan,” jelas Benny seperti dilansir Cendrawasih Pos (Jawa Pos Group), Jumat (5/9).
Dirinya menilai, rakyat Papua ingin keluar secara damai dan Indonesia tidak menginginkan hal ini, karena cara secara damai sampai saat ini telah sudah banyak mendapat simpati dunia, maka dirinya menilain Indonesia membuat skenario untuk melakukan tindakan anarkis yang memihak ke Indonesia dan menyalahkan orang Papua.
”Contohnya pada demo yang dilakukan hari pertama berlangsung damai dan aman dan gubernur juga hadir, tapi pada demo kedua kejadian anarkis karena Indonesia tahu reputasi Indonesia di dunia internasional sudah hancur sehingga mereka harus buat skenario-skenario sehingga perjuangan bangsa Papua secara damai mereka berusaha mengacaukan dengan dikategori separatis, anarkis dan pengacau,” katanya.
Kata Wenda yang berdomisili di ingris itu, bahwa Badan Kesekutif Mahasiswa (BEM) bersama rakyat Papua pada rombongan pertama selalu berjalan aman, rombongan kedua juga aman, tetapi rombongan pendemo ketiga dan keempat berlangsung brutal. ini ada apa?.
“Semua berkumpul di Kantor Gubernur aman tapi ada kelompok nusantara dan barisan merah putih mengurung pendemo sehingga mereka tidak bisa pulang, maka aksi anarkis ini di belakanganya ada aktornya itu siapa, karena pendemo juga disusupi dan masyarakat nusantaea juga disusupi, jadi aktor sebenarnya adalah Wiranto dan TNI, karena orang Papua tidak perna musuh dangan pendatang di Papua bahkan ada perang suku pun orang Papua tidak perna berperang melawan mereka” paparnya.
Dikatakan, tuntutun ULMWP itu perjuangan damai karena sebelum Indonesia datang, Papua sudah berada dalam keadaan damai, Tapi sejak Indonesia datang tahun 1963 mulai dilakukan operasi Trikora disitulah mulai kekuatan militer sampai saat ini karena 5000 masyarakat Papua di bunuh ” ujar Wenda mengenang Pelangran HAM yang hingga kini tidak ada penegakan hukum.
Ia menegaskan Indonesia tidak bisa bergerak dengan cara lama seperti ini karena di era teknologi dan mata dunia yang semakin bersimpati bersama Papua, maka berilah kebebasam kepada masyarakat Papua “Saya tetap siap berdiri secara damai untuk papua, sehingga indonesia tidak perlu ragu lagi untuk kembalikan hak kedaulatan bangsa Papua dan menetukan nasip sendiri supayah indonesia akan kerja sama bersebelahan, dan saya sampaikan bahwa selama ini rakayat papua hidup aman dengan pendatang maka yang mengacaukan adalah Indonedia sendiri, tapi secara politik saya bertangung jawab untuk pengambil alihan Papua barat maka segala tuduan itu tidak benar kami berjuang secara damai,” katanya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwir