DIDI KEMPOT

Selamat Jalan Maestro Campursari

Nasional | Rabu, 06 Mei 2020 - 09:58 WIB

Selamat Jalan Maestro Campursari

NGAWI (RIAUPOS.CO) -- Kabar meninggalnya Dionisius Prasetyo atau Didi Kempot dengan cepat menyebar ke seluruh penjuru negeri. Hal itu bisa dilihat dari banyaknya pelayat dari berbagai daerah yang datang untuk mengantarkan sang maestro campursari ke tempat peristirahatan terakhir di tempat pemakaman umum (TPU) Jatisari, Desa Majasem, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi, Selasa (5/5).

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo turut hadir melepas kepergian Godfather of Broken Heart untuk terakhir kali. Politikus yang akrab disapa Mas Ganjar itu tiba di TPU Jatisari sekitar pukul 14.50, sesaat setelah jenazah Lord Didi diantarkan ke tempat persemayaman terakhirnya.


‘’Saya sangat kaget saat mendengar kabar Mas Didi meninggal dunia,’’ ungkap Ganjar kepada media.

Ganjar mengetahui kabar duka itu saat dirinya diundang ke salah satu stasiun radio milik pemerintah untuk diwawancara. Awalnya dia berpikir akan diwawancarai mengenai perkembangan mudik dan sebagainya. Ternyata malah dimintai komentar mengenai kabar duka tersebut.

‘’Yang jelas, kita semua bisa meneladani sikap Mas Didi yang selalu merakyat dan suka membantu orang lain,’’ ujarnya.

Ganjar paham karakter Didi Kempot. Sebagai pejuang seni, almarhum mengawali karirnya dengan merangkak dari bawah. Dengan penuh ketabahan, inovasi, serta loyalitas dan dedikasi tinggi. ‘’Beliau tipikal seniman ndeso yang tetap merakyat meski sudah terkenal. Beliau tidak pernah lupa dengan asal-usulnya,’’ sambung Ganjar.

Bupati Ngawi Budi ”Kanang” Sulistyono dan Wakil Bupati Ony Anwar turut melepas kepergian sang maestro di TPU Jatisari. Mbah Kung –sapaan Budi ”Kanang” Sulistyono– telah menganggap Didi Kempot sebagai sahabat dekatnya. Bupati Ngawi ini telah mengenal pelantun “Pamer Bojo” itu sejak 1990-an. ‘’Semakin akrab ketika reformasi 1998,’’ ujarnya.

Waktu itu, kenang Kanang, Didi Kempot masih menjadi pengamen. Begitu juga dirinya yang belum menjadi apa-apa. Seiring waktu, Kanang maupun Didi Kempot sama-sama meniti karir hingga sukses seperti sekarang. Didi Kempot menjadi artis terkenal dan Kanang sukses menakhodai Ngawi selama dua periode. ‘’Belakangan kami juga intens untuk konser digital. Covid-19 Ambyar bersama Didi Kempot,’’ sebutnya.

Bahkan, beberapa jam sebelum Didi Kempot meninggal dunia, Kanang masih membicarakan mengenai rencana sosial tersebut. Karena sudah tengah malam, rencananya obrolan itu dilanjutkan siang kemarin. Namun, Kanang kaget ketika pagi hari mendapat kabar sahabatnya itu sudah pergi untuk selamanya. ‘’Satu yang ingat dari kata-kata Mas Didi, dia ingin di ujung sisa hidupnya digunakan untuk berbakti kepada bangsa dan negara,’’ tuturnya.

Diketahui, Didi Kempot meninggal dunia sekitar pukul 07.45 di RS Kasih Ibu, Solo, Jateng. Sang maestro diduga mengalami serangan jantung. Jenazahnya dipulangkan ke rumah duka sekitar pukul 11.48 dari RS Kasih Ibu, Solo.

Setibanya di rumah duka sekitar pukul 14.25 langsung disambut ratusan pelayat dari berbagai daerah. Almarhum dimakamkan di TPU Jatisari sekitar pukul 14.50, kurang lebih setengah jam setibanya di rumah duka. Sempat beredar kabar bila pemakaman dilangsungkan di TPU Dusun Sidowayah, Desa Jenggrik, Kedunggalar. Namun, akhirnya Lord Didi dimakamkan di samping makam putri sulungnya Lintang Ayuningtyas Rastri yang meninggal 1995 silam. ‘’Karena cikal bakalnya (Didi Kempot) di sini, jadi ya dimakamkannya di sini (Majasem, Kendal),’’ terang Syukur, paman almarhum.

Terpisah, Sekjen Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam (Papdi) Dr dr Eka Ginanjar SpPD menuturkan sulit untuk memastikan penyebab meninggalnya Didi Kempot. ’’Tapi dari berita yang di-share sepertinya memang (kematiannya, red) mendadak sekali,’’ jelasnya.

Sebab ketika tiba di rumah sakit, Didi sudah mengalami henti jantung. Artinya jantung pelantung tembang “Stasiun Balapan” sudah tidak memompa dengan baik. Kondisi henti jantung itu perlu dipastikan kembali apakah betul-betul berhenti atau memang sedang mengalami aritmia jantung yang mematikan. Pada kasus kematian seperti itu, ada tiga istilah yang harus dipahami. Yakni henti jantung, kematian mendadak, dan serangan jantung.

’’Jadi sepertinya masih mungkin serangan jantung yang berakibat terjadinya aritmia mematikan. Atau memang berhenti degub jantungnya,’’ paparnya.

Eka menambahkan jika yang terjadi serangan jantung, biasanya didahului dengan rasa nyeri dada yang khas.

Kemudian baru mengalami henti jantung. Tetapi jika orang mengalami sudden cardiac death (SCD) pasien biasanya langsung ngejeplak tidak sadar diri dan mengalami henti jantung. Kasus SCD banyak disebabkan oleh gangguan irama jantung yang fatal.

’’Kita menyebutkan aritmia jantung,’’ katanya.

Kasus SCD ini banyak disebabkan oleh gangguan proses kelistrikan jantung. Gangguan kelistrikan ini bisa merupakan kelainan bawaan yang tidak disadari dan biasanya terjadi pada orang usia muda.

’’Kalau pada usia tua, biasanya ada faktor penyakit lain. Termasuk serangan jantung, baik baru maupun yang lama,’’ jelasnya.(tif/c1/odi/byu/jpg)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook