JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Berbagai elemen di Indonesia mulai lantang menyuarakan penghentian tindak kebiadaban etnis Rohingnya yang ada di Myanmar.
Menurut Ketua DPP PKS Bidang Ketahanan Keluarga, Wirianingsih, dirinya kehabisan kata-kata untuk melukiskan penderitaan warga Rohingnya. Dia mengatakan, pemerintah setempat tak memiliki rasa empati terhadap warganya.
"Speechless..susah diungkapkan perasaan saya sebagai manusia. Sedih, marah, tidak berdaya menyaksikan kebiadaban manusia terhadap manusia lain, bahkan melebihi perilaku hewan," katanya kepada Jawapos.com, Senin (4/9/2017).
Diakuinya, dirinya semakin tak mengerti, mengapa pembantaian manusia masih terjadi di zaman yang mengagung-agungkan demokrasi dan HAM.
"Apa gerangan yang membuat penguasa Myanmar demikian kejam terhadap perempuan, anak dan orang lemah di Rakhine. Bagaimana jika mereka yang mengalami hal serupa?" tanya dia.
"Sedihnya lagi, dunia membisu. Sesungguhnya peristiwa ini telah melanggar konvensi hak anak, dimana anak harus dilindungi di wilayah konflik," imbuhnya.
Dalam hukum Internasional tentang perang sendiri, sambungnya, perempuan dan orang lemah bahkan harus dilindungi. Namun, yang terjadi di Myanmar justru sebaliknya, bahkan melampaui batas kemanusiaan.
Diketahui, sudah beberapa kali warga muslim Rohingya diusir oleh penguasa Myanmar. Yang menyedihkan adalah para pendeta (biksu) yang seharusnya menghadirkan kesejukan malah memimpin pembantaian.
"Mereka, muslim Rohingya, menjalani kehidupan yang tidak normal. Sebahagian menjadi manusia perahu untuk mencari selamat dari tanah air mereka sendiri," tuntasnya. (mam)
Sumber: JPG
Editor: Boy Riza Utama