JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Ketua DPP Partai Golkar Dave Laksono mengonfirmasi bahwa mantan Menteri Penerangan RI, Harmoko, meninggal dunia pada Ahad (4/7/2021) malam.
"Innalillahi wa innailahi rojiun, telah meninggal dunia Bpk H Harmoko bin Asmoprawiro pada hari Minggu 4 Juli pada jam 20.22 WIB di RSPAD Gatot Soebroto," kata Dave di Jakarta, Ahad malam.
Dia meminta maaf kepada masyarakat atas kesalahan yang pernah dilakukan Menteri Penerangan di era Presiden Kedua RI Soeharto itu. Dave juga berdoa agar almarhum Harmoko husnul khotimah.
"Mohon dimaafkan segala kesalahan beliau dan mohon doanya insya Allah beliau husnul khotimah. Aamiin," ujarnya.
Harmoko, lahir di Nganjuk 7 Februari 1939, pernah menjabat sebagai Menteri Penerangan pada era Orde Baru dan menduduki jabatan Ketua MPR RI pada 1997-1999.
Di masa itu, sebagai Menteri Penerangan, Harmoko berada di balik banyaknya kasus represif terhadap media massa, termasuk pembredeilan beberapa media yang dianggap berseberangan dengan pemerintah.
Namun di masa menjelang runtuhnya Orde Baru, ketika kondisi Indonesia sudah nyaris chaos akibat demo dan kerusuhan di mana-mana, sebagai Ketua DPR/MPR, Harmoko berani mengambil keputusan penting, yakni mendukung gerakan mahasiswa dan meminta Soeharto mundur. Hal itu disampaikannya pada 18 Mei 1998.
"Dalam menanggapi situasi seperti tersebut di atas, Pimpinan Dewan, baik Ketua maupun Wakil-wakil Ketua, mengharapkan, demi persatuan dan kesatuan bangsa, agar Presiden secara arif dan bijaksana sebaiknya mengundurkan diri," kata Harmoko ketika itu.
Pernyataan itu membuat Soeharto marah karena selama ini Harmoko dianggap orang kepercayaan Soeharto. Soeharto akhirnya mundur pada 21 Mei 1998, dan menyerahkan kekuasaan kepada wakilnya, BJ Habibie.
Sumber: JPNN/News/Antara/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun