PAPUA (RIAUPOS.CO) -- Suasana di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, hingga kemarin masih mencekam. Hal itu membuat sejumlah warga pendatang, termasuk dari Sumatera Utara, ketakutan dan trauma. Sebagian besar, bahkan berniat untuk pulang ke Sumut.
Namun karena sulitnya pesawat dan banyaknya pengungsi, niat itu tidak bisa diwujud. Karenanya, mereka meminta pertolongan Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi untuk memulangkan mereka kembali ke Sumut.
Warga Sumatera Utara yang tinggal di Wamena, dilaporkan banyak yang mengungsi setelah kerusuhan besar yang terjadi di daerah itu. Zona Simbolon, warga Sumut yang berada di pengungsian kepada wartawan mengatakan, sebanyak 300 unit rumah yang ditempati oleh warga Sumut hangus terbakar akibat kerusuhan. Tidak hanya itu, ratusan warga Sumut yang berada di Wamena tidak memiliki apa-apa lagi untuk bisa kembali ke kampung halaman.
"Ada 300 unit rumah terbakar. Tolong kami pemerintah, perhatiannya supaya kami dipulangkan. Kasihanilah kami Pak Gubernur Sumut. Kami sudah tidak bisa berusaha lagi, karena harta benda kami sudah tidak ada lagi. Hanya baju yang pakai ini saja," katanya.
Warga Sumut lainnya, M Sihombing yang berprofesi sebagai guru dan sudah 6 tahun mengabdi di Kabupaten Lanny Jaya, Papua, mengungkapkan, setidaknya ada seribuan masyarakat Sumut di Papua. Sebagian di antaranya adalah guru yang mengajar di sejumlah kabupaten di Papua. Konflik yang terjadi di Papua pun membuat mereka harus mengungsi di Jayapura.
"Kami mengungsi di Sentani, Jayapura. Tapi masih ada yang bertahan di Wamena. Karena pesawat susah dan jumlah pengungsi membludak. Saya pun baru kemarin sampai di Sentani," kata Sihombing.
Dikatakannya, sejauh ini yang ia dengar, ada satu orang warga Sumut yang tewas. Meski begitu banyak yang harta bendanya terbakar.
"Kami berharap Gubernur Sumatra Utara membantu kami, karena Gubernur Sumatera Barat sudah mengamankan warganya yang ada di Papua," katanya lagi.
Saat ini, sambung Sihombing, ia fokus menjaga anak-anak dan ikut ronda, khawatir ada kerusakan atau penyerangan tiba-tiba, akunya.
Menyikapi ini, Wakil Gubernur Sumatera Utara (Wagubsu), Musa Rajekshah mengaku segera berkoordinasi langsung dengan Gubernur Edy Rahmayadi agar dapat mengambil keputusan.
"Kita menunggu arahan dari Pak Gubernur bagaimana nantinya," kata pria yang akrab disapa Ijeck ini kepada wartawan di gedung lama Kantor Gubernur Sumut, Jalan Pangeran Diponegoro, Kota Medan.
Ijeck mengatakan, pemerintah Sumut tidak akan mungkin membiarkan masyarakatnya mengalami kesulitan saat berada di luar daerah. "Kita tidak mungkin membiarkan warga kita kesulitan berada di sana," ujarnya.
Terpisah, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, mengaku sudah mendapat laporan soal apa yang dialami warga Sumut di Wamena. Bahkan menurut Edy, sudah dilakukannya komunikasi dengan warga Sumut di Papua serta juga sudah diberi bantuan.
Bahkan kepada 3 orang warga Sumut, sudah dibantu Pemprov Sumut, di antaranya orang Tapanuli Utara bermarga Silaen. Sekarang Silaen sudah dievakuasi di Rindam di dekat Danau Sentani.
Berdasarkan informasi dari ACT (aksi cepat tanggap), katanya, saat ini sedikitnya ada 720 warga yang mengungsi dan ingin pulang. Mereka mengungsi di Kodim 1702, Polres Wamena, Bank Papua, dan beberapa titik pengungsian lain.
"Kita minta tim ini segera bekerja, agar warga Sumut yang ada di sana dapat segera dievakuasi, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan," tegas Edy.
Gubernur juga menyampaikan keprihatinannya, atas kondisi yang terjadi di Papua. Gubernur mengimbau agar warga Sumut tetap menjaga persatuan dan kesatuan.
Sumber : Sumutpos.co
Editor : Rinaldi