Jadi Syarat Mudik, Optimalkan Vaksinasi di Bulan Ramadan

Nasional | Minggu, 03 April 2022 - 09:32 WIB

Jadi Syarat Mudik, Optimalkan Vaksinasi di Bulan Ramadan
Muhadjir Effendy (INTERNET)

JAKARTA  (RIAUPOS.CO) - Pemerintah bakal semakin menggencarkan vaksinasi Covid-19 selama Ramadan. Hal itu sekaligus mendukung kebijakan diperbolehkannya masyarakat untuk mudik Lebaran.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, vaksinasi Covid-19 di bulan puasa berkaitan dengan diperbolehkannya mudik di tengah pandemi Covid-19. Sebagaimana diketahui, masyarakat yang sudah disuntik vaksin dosis ketiga atau booster tidak perlu menunjukkan bukti swab antigen maupun PCR.


Kemudian, ma­syarakat yang mendapatkan dua dosis vaksin Covid-19 wajib menunjukkan hasil negatif swab antigen 1 x 24 jam atau PCR 3 x 24 jam. Sementara itu, masyarakat yang baru menerima satu dosis vaksin wajib menunjukkan hasil negatif swab PCR 3 x 24 jam.

Muhadjir menyatakan, sentra vaksinasi di bulan Ramadan di antaranya akan dibuka di masjid-masjid. Pelaksanaannya bisa setelah salat Tarawih.

”Kami akan berkoordinasi lebih lanjut dengan Kemenkes, TNI, Polri, dan Dewan Masjid Indonesia (DMI),” tutur mantan Mendikbud itu.

Dia berharap optimalisasi vaksinasi Covid-19 di bulan Ramadan bisa berjalan dengan baik.

Muhadjir menambahkan, pemerintah juga terus menyiapkan skema mudik tahun ini. Jumat (1/4) lalu dia bersama Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi memimpin rapat koordinasi persiapan penyelenggaraan angkutan Lebaran 2022. Menurut dia, pelaksanaan mudik harus dikawal dengan baik sehingga bisa mengantisipasi lonjakan pemudik dan risiko kenaikan kasus Covid-19.

Sementara itu, Wakil Presiden Ma’ruf Amin berpesan agar umat Islam di Indonesia tidak menjadi lebih konsumtif selama menjalani ibadah puasa. Dia mengajak untuk menjadikan Ramadan sebagai syahr as-shadaqah.

”Atau bulan untuk memperbanyak sedekah, termasuk mengeluarkan zakat mal,” katanya di Jakarta, kemarin (2/4).

Mantan ketua umum MUI itu menyatakan, Ramadan juga merupakan momentum untuk penguatan solidaritas kemanusiaan.

”Serta momentum untuk memperkuat ukhuwah Islamiyah, ukhuwah wathaniyah, dan ukhuwah insaniyah,” ujarnya.

Dua tahun terakhir, lanjut Wapres, umat Islam menjalani ibadah puasa di tengah pandemi Covid-19. Dia menekankan bahwa pandemi ini adalah musibah global. Namun, tahun ini umat Islam bisa menjalani ibadah puasa di tengah pandemi yang semakin baik dan terkendali. Itu harus dimaksimalkan untuk memperbanyak ibadah serta terus berdoa supaya bangsa Indonesia dijauhkan dari musibah, termasuk pandemi Covid-19.

Terpisah, Menag Yaqut Cholil Qoumas mengatakan, Ramadan tahun ini menjadi momentum untuk memperkuat solidaritas dan membersihkan residu duniawi. Dia menuturkan, solidaritas dapat terwujud apabila seseorang mampu menghilangkan kesombongan dirinya. Kesombongan itulah bagian dari residu duniawi yang harus dibersihkan pada bulan puasa ini.

”Adalah kesombongan ketika menganggap diri kitalah yang paling benar. Sementara orang lain selalu salah,” tuturnya.

Termasuk ketika menganggap diri sendiri paling jujur, sedangkan orang lain pasti berlaku curang.

Yaqut juga menyinggung bahwa tahun ini adalah tahun ketiga pandemi Covid-19. Ramadan ketiga umat Islam bersama Covid-19. Meskipun sekarang pandemi sudah mereda, Yaqut berpesan supaya umat Islam dan masyarakat pada umumnya tetap memperhatikan protokol kesehatan selama Ramadan. Termasuk saat beribadah di masjid atau musala.(wan/c19/fal)

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook