Banjir Jabodetabek Renggut 30 Nyawa

Nasional | Jumat, 03 Januari 2020 - 09:18 WIB

Banjir Jabodetabek Renggut 30 Nyawa
Sejumlah kendaraan di Perumahan Pondok Gede Permai, Jati Asih, Bekasi masih dibiarkan pemiliknya, Kamis (2/1/2020). Puluhan kendaraan tersebut rusak parah terbawa arus banjir pada Rabu (1/1/2020) lalu bahkan ketinggian air mencapai tiga meter. (Hendinovian/JPG)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Banjir mulai surut di sebagian besar kawasan DKI Jakarta, Kamis (2/1). Namun, masih banyak penduduk yang mengungsi. Korban jiwa juga terus bertambah. Data terbaru dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), banjir di Jabodetabek telah merenggut 30 nyawa.

Pantauan Jawa Pos (JPG) di Kampung Pulo, Jakarta Timur, kemarin air mulai surut. Namun, 497 warga masih mengungsi ke lantai 2 rusunawa Jatinegara Barat, Jakarta Timur. Jumlah itu terdiri atas 217 laki-laki dan 280 perempuan. Di antaranya, 40 lansia, 70 balita, 91 anak-anak, dan 3 ibu hamil.


Warga yang bertahan di rusunawa mengalami kekurangan makanan, air, dan listrik. Air masih menggenang di Green Garden, Kedoya Utara, Jakarta Barat, hingga kemarin petang. Ketinggian air masih sekitar 1,5 meter. Banjir menenggelamkan ratusan rumah mewah dan kendaraan. Jalan Raya Daan Mogot juga masih tergenang hingga memicu kemacetan parah. Kawasan sekitar Jakarta Barat seperti Jalan Tanjung Duren Barat 1 dan sekitarnya masih terendam dengan ketinggian air mencapai 20–40 cm. Di Jakarta Timur, pemkot bekerja keras mengevakuasi warga Kelurahan Cipinang Melayu di Kecamatan Makasar. Sepuluh perahu karet dikerahkan untuk menjemput lebih dari 100 orang yang masih berada di dalam rumah.

Sementara itu, di Kota Bekasi, banjir masih menggenangi 75 persen wilayah. Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi menerangkan, hanya Kecamatan Bantargebang dan Jatisampurna yang kondisinya tidak terlalu parah. 

"Kalau saya lihat, hampir 75 persen Kota Bekasi kena banjir. Tapi, yang paling parah itu di IKIP, Pondok Gede Permai, Kartini, dan Kalibaru," jelasnya.

Hingga sore, sebagian warga Cipinang Melayu memilih tinggal di posko pengungsian yang berada di Universitas Borobudur. Mereka khawatir ada banjir susulan. Kegiatan bagi-bagi pakaian tampak ramai di beberapa posko pengungsian. Dapur umum juga terus mengepul untuk memenuhi kebutuhan pangan para pengungsi. Di bagian lain, anak-anak dihibur para relawan dan pekerja sosial.(c10/oni/jpg)


 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook