JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Aksi unjuk rasa di depan Kantor Kedutaan Besar Myanmar, Jalan Agus Salim, Menteng, Jakarta, digelar oleh Masyarakat Profesional Bagi Kemanusiaan Rohingya.
Hal itu terjadi karena penderitaan yang dialami oleh etnis Rohingya. Diketahui, sekitar 3.000 orang terpaksa lari menyelamatkan diri ke perbatasan Bangladesh lantaran tidakan brutal serta biadap yang dilakukan militer Myanmar.
Mantan Menteri Perindustrian (Menperin) Fahmi Idris yang menjadi salah satu peserta aksi mengaku mengutuk keras pembantaian muslim Rohingya tersebut. Sebab, kata dia, banyak masyarakat tidak berdosa harus menjadi korban dari kekejaman militer Myanmar itu.
"Anak kecil dibakar dan perempuan dibantai, terjadi pembunuhan etnis yang sangat kejam," katanya di lokasi, Sabtu (2/9/2017).
Tak hanya itu, dia meminta pemerintah Indonesia segera berkirim surat untuk menghentikan kekejaman yang dilakukan oleh militer Myanmar itu. Pasalnya, pembantaian kemanusiaan itu adalah cara biadab yang melanggar hak asasi manusia (HAM).
"Karena kalau dibiarkan begitu saja, akan terus melanjutkan aksinya," sebut pria kelahiran Jakarta tersebut.
Dari pantauan JawaPos.com di lapangan, sempat terjadi aksi dorong antara massa peserta unjuk rasa dengan pihak kepolisian lantaran massa ingin menggeruduk masuk ke dalam Kedubes Myanmar.
"Ini aksi biadab tidak bisa dibiarkan, ini saudara muslim, harus dilawan," kata seorang perserta aksi.