INSIDEN KAPAL KARAM

Terombang-ambing 11 Jam, Nakhoda dan ABK Selamat

Nasional | Rabu, 02 Maret 2016 - 16:43 WIB

Terombang-ambing 11 Jam, Nakhoda dan ABK Selamat

BONTANG (RIAUPOS.CO) - Insiden kapal karam kembali terjadi. Kali ini terjadi di laut Sulawesi dengan sebuah kapal kayu jenis G7 sepanjang 21 meter karam di wilayah itu.

Pada kejadian ini, beruntung, nakhoda dan anak buah kapal (ABK) kapal LNG berhasil diselamatkan, setelah terombang-ambing di lautan sekira sebelas jam, Selasa (1/3/2016).

Baca Juga :Tujuh Dibubarkan, BUMN Karya Disehatkan

Kedua korban selamat itu adalah kapten kapal Nasrudin S (46), warga Jalan Paeledo RT 05, Samarinda Seberang, Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim) serta ABK Saipul Wongso (31), warga Jalan Mas Penghulu, RT 09 Samarinda Seberang. Keduanya kini masih menjalani perawatan secara intensif di RS Badak LNG KSO-BP.

Kasubag Humas Polres Bontang, Kalimantan Timur (Kaltim) Iptu Kalvin mengatakan, setelah diselamatkan kapal Surya Aki, selanjutnya kedua korban dijemput oleh Security Patrol Badak LNG.

Mereka pun tiba di Pelabuhan Marina Badak LNG, sekira pukul 19.00 Wita dan langsung dilarikan ke rumah sakit.

“Informasi yang dihimpun, kedua korban hendak membawa kapal tersebut menuju Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah untuk memperbaiki kapal. Namun, di tengah pelayaran kapal tersebut tenggelam. Nahkoda dan ABK selamat dan masih dirawat di RS Badak,” kata Iptu Kalvin dilansir Bontang Post (Jawa Pos Group), Rabu (2/3/2016).

Kalvin menyebutkan, penyebab tenggelamnya kapal masih belum diketahui.

Kronologis kejadiannya, saat itu kapal LNG Surya Aki hendak menuju Bontang untuk mengangkut muatan di Badak LNG.

Di tengah pelayaran, mereka menemukan dua orang terombang-ambing di lautan. Kemudian sekira pukul 16.30 Wita, kapal Surya Aki menghubungi pihak Badak LNG, kemudian security patrol menuju ke kapal Surya Aki untuk menjemput kedua korban.

Kapolsek Bontang Selatan AKP Diah Safitri menambahkan, dari keterangan sementara, korban berangkat dari Muara Berau Anchorage, Samarinda menuju Tolitoli untuk memperbaiki kapal.

“Informasinya mereka mau mengedok kapal di Tolitoli. Mereka berangkat Senin, 29 Februari 2016 dari Muara Berau. Di tengah pelayaran, tiba-tiba kapal mereka dipenuhi air, hingga akhirnya tenggelam,” katanya. (mga/iil)

Sumber: Jawa Pos

Editor: Hary B Koriun









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook