KARO (RIAUPOS.CO) - Sejak luncuran awan panas pertama 5 November 2013, baru kali ini ancaman awan dengan tingkat panas mencapai 800 derajat celcius ini mengambil korban. Sebelum ini walau rutinitas keluarnya sudah berulangkali, tetap saja masyarakat tidak begitu terpengaruh dengan kekuatannya. Tetapi, ini berbeda dengan kenyataan pada akhir pekan kemarin.
Informasi pertama adanya korban akibat sengatan awan panas terdengar luas di sekitar RS Efarina Etaham, tengah hari kemarin. Saat itu tiga orang korban atas nama Doni Sembiring (70) warga Desa Suka Meriah dan dua orang bapak anak, Sehat Sembiring (48) dan Surya Ganca Sembiring (25) warga Jalan Sudirman Kabanjahe langsung diboyong ke ruang ICU karena sekujur tubuhnya terbakar. Nama pertama, Doni Sembiring akhirnya tewas setelah beberapa saat mendapat perawatan.
Sementara di Desa Suka Meriah, tepatnya antara perladangan Desa Guru Kinayan dan Suka Meriah yang berjarak sekitar 2,5 km dari kawah aktif Sinabung, tubuh-tubuh kaku bergeletakan. Informasi ini diketahui setelah beberapa warga yang selamat dari dalam Desa Suka Meriah keluar menuju Simpang Desa Guru Kinayan memberitahukan banyaknya korban tewas dan sekarat kepada warga dan petugas yang berada di sana. Sayang, lambannya koordinasi membuat warga yang sekarat kemudian didapati tewas.
Pada evakuasi pertama, warga dengan bantuan relawan dan wartawan yang masuk bersama ambulans empat orang yang telah meninggal dunia atas nama Alexander Sembiring (17) warga Simpang Korpri Berastagi, pelajar SMKN I Merdeka Mahal Surbakti (25), warga Desa Payung, Daud Leo Surbakti (17), warga Desa Payung dan Diva Nusantara (17), warga Desa Cinta Rakyat Kecamatan Merdeka, Pelajar SMKN I Merdeka.
Setelahnya, tim evakuasi warga dan relawan dan unsur TNI berhasil mengevakuasi korban lain yang tewas. Secara bertahap korban dengan identitas masing-masing David warga Desa Doulu Berastagi, Teken Sembiring (47), warga Desa Guru Kinayan Kecamatan Payung dan Asran Lubis (21) Desa Perdamean Kemudian lima aktivis GMKI, yakni Fitriani Napitupulu, Marudut Prisno Sihite (25) Desa Kuta Tengah Lawe Sigala Gala Aceh Tenggara, Julvian Dimor (25) Desa Lau Bekung, Kutacane Aceh Tenggara, Daniel Siagian (25) dan Santun Siregar (25) Kutacane Aceh Tenggara. Setelahnya, dua orang jurnalis yakni Rizal Syahputra (28). Jurnalis warga Jalan Karya Bhakti Medan dan Thomas Milala (26) turut tewas.
Kelima belas korban tewas sampai terakhir sebahagian besar masih berada di RSUD Kabanjahe menunggu serah terima dengan pihak keluarga. Kesibukan pun tak urung terlihat di RSUD Kabanjahe, akibat hilir mudik ambulance dan keinginan ribuan warga menyaksikan para korban. Dari informasi yang didapat dari tim evakuasi, penyisiran untuk sementara dihentikan karena hari telah memasuki malam.
Evakuasi lanjutan akan dilangsungkan Ahad ini, kemungkinan besar masih banyak lagi jasad warga yang berada di sekitar Desa Suka Meriah.
Aktivis GMKI misalnya, menyebut menyisakan 2 orang lagi koleganya. Karena sesuai keterangan Suriadi Purba, salah satu pentolan GMKI Sumut rencananya mereka akan melangsungkan kegiatan kepedulian terhadap pengungsi Sinabung mulai Sabtu hingga Ahad.
Apalagi menurut tim relawan, di sekitar lokasi masih terdapat sekitar 16 sepeda motor sebagai pertanda banyaknya penduduk yang tadinya berada di sekitar lokasi serangan awan panas.
Salah seorang warga Desa Guru Kinayan, Nawar Pelawi, mengaku mengetahui sebelum kejadian banyak masyarakat luar daerah berfoto tak jauh dari jasad-jasad yang akhirnya ditemukan itu.(rpg)