Pada awal 1980-an, Ricardo juga pernah turun langsung untuk menguji bagaimana memilih ayam yang baik. Oleh sang ayah, dia diharuskan memotong ayam, memilah ayam yang bagus, juga menjaga kualitas ayam yang akan disajikan di restoran miliknya.
Dalam membuka waralaba, Ricardo punya tiga prinsip. Yakni, branding, location, dan servis. Kemudian, setiap gerai KFC harus punya QSC (quick, secure, cleanliness). Dengan menjaga prinsip-prinsip tersebut, KFC terus berkembang dan menambah gerai.
Dia mengatakan, ayam lebih bisa diterima oleh masyarakat. Juga, orang-orang lebih senang menyantap ayam daripada burger. Sadar bahwa keunggulan KFC adalah dekat dengan budaya masyarakat Indonesia, pengusaha berusia 57 tahun itu merangkul anak muda dengan berbagai inovasi. Yakni, menjadikan gerai KFC sebagai lokasi nongkrong anak muda.
Ada beberapa inovasi yang kemudian lahir dari KFC. Melalui musik, olahraga, dan gaya hidup. Di bidang musik, misalnya, KFC adalah pelopor paket bundling CD musisi Tanah Air dengan penjualan menu di KFC.(dra/sof/ted)