Selain punya rivalitas dengan Abu Sayyaf, Naim menjadi pendonor serta pengatur aliran uang dan manusia di Indonesia. Dari sejumlah penangkapan mulai akhir tahun lalu, aparat menemukan bukti bahwa dia adalah penyandang dana kelompok Abu Jundi. Nama terakhir itu merupakan teroris yang tertangkap membawa bom rakitan di Solo.
”Dialah (Bahrun Naim, red) yang membawakan uang ke Solo,” kata Kadivhumas Mabes Polri Irjen Pol Anton Charliyan.
Uniknya, uang itu dikirim melalui istri Naim yang berinisial Z yang berada di Indonesia. Sayang, Z belum ditemukan. ”Semua masih ditangani,” jelasnya.
Anton juga menyebut Naim sebagai orang yang paling bertanggung jawab atas pengiriman warga negara Indonesia (WNI) ke Suriah. Sekaligus menjadi pengatur supaya WNI bisa bergabung di base ISIS di Suriah dan Irak.
Peran Naim semakin sentral karena ISIS kini memperkuat pesan jihad global sebagaimana yang pernah didengungkan Osama bin Laden dengan Al Qaeda-nya. Ironisnya, ISIS dan Alqaeda sekarang adalah dua tanzhim jihadi yang justru bertarung satu sama lain. Termasuk pula di Indonesia, terjadi ketegangan anggota JI yang berafiliasi ke Alqaeda dengan kelompok Santoso dan simpatisan ISIS lainnya di Indonesia. Bahkan, banyak hubungan antara bapak dan anak maupun seseorang dengan keponakannya yang kemudian pecah.
Anton menambahkan, ada dugaan keterkaitan pelaku aksi teror Sarinah dengan yang telah tertangkap di Bekasi, Solo, dan Tangerang. Sebenarnya polisi sama sekali tidak kecolongan. Sebab, upaya antisipasi dengan rangkaian penangkapan telah dilakukan. ”Kami total menangkap 16 orang yang merencanakan aksi saat Natal dan tahun baru loh,” ujarnya.
Dari penangkapan tersebut, dapat diketahui bahwa ada gabungan dari kelompok simpatisan ISIS di Indonesia. Hingga saat ini, kelompok itu masih didalami. ”Ya namanya bergabung karena sepemahaman, bisa jadi begitu,” jelasnya.
Sementara itu, mantan Ketua Mantiqi III JI Abu Tholut menyebutkan, kelompok yang berbaiat kepada ISIS sebenarnya telah bergabung dalam sebuah kelompok baru yang bernama Jamaah Anshor Khilafah Nusantara (JAKN). ”Kelompok itu yang menginginkan untuk melakukan sesuatu di Indonesia,” paparnya.
Siapa saja yang terlibat dalam kelompok JAKN? Tholut menyebutkan bahwa salah seorang anggota dewan pembinanya merupakan Ustad Abu Bakar Baasyir. ”Ya, begitu kenyataannya. Saya juga pernah diajak bergabung. Tapi, saya tidak mau,” ujarnya.(idr/c11/ano)
Laporan: JPG
Editor: Fopin A Sinaga