Kondisi tersebut, lanjut dia, pun sempat dinetralisirkan secara manual oleh pilot. Pesawat pun kembali ke kemiringan sembilan derajat ke kiri. Namun, pesawat kembali miring ke kiri beberapa detik kemudian hingga mencapai 53 derajat. Untuk mencapai itu, kopilot menggunakan manuver yang mirip secara manual.
“Namun, entah kenapa manuver tersebut juga membuat elevasi moncong pesawat terus ke atas. Disinilah kami menemukan semacam misinterpretasi,” ujarnya.
Presiden Direktur AirAsia Indonesia, Sunu Widyatmoko, mengatakan sesuai dengan laporan KNKT bahwa penyebab dari peristiwa itu merupakan kombinasi dari berbagai faktor.
“Ada banyak pelajaran dapat diambil bagi industri penerbangan secara keseluruhan dan kami senantiasa berdedikasi dalam memastikan standar keselamatan AirAsia Indonesia tetap berada pada level tertinggi di industri,” kata dia dalam keterangan resmi, kemarin. (bil/gun/jpg)