Tim Ekspedisi Desa
Tangguh Bencana (Destana) Tsunami BNPB yang tengah berada di tepi pantai Babakan, Pangandaran berlarian menyelamatkan diri ke bukit yang terletak kurang dari 500 meter dari pantai. Koordinator Penulis ekspedisi Tri Nirmalaningrum menuturkan bahwa ia dan lebih dari 30 orang timnnya masih bertahan di bukit. "Kami masih menunggu informasi dari BMKG untuk kembali ke bawah," jelasnya.
Tri mengungkapkan bahwa warga Pangandaran relatif tidak terlalu panik menghadapi peringatan dini tsunami. Secara teratur mereka melakukan evakuasi ke bukit-bukit terdekat.
"Ada yang pakai motor ada yang jalan kaki. Mungkin mereka sudah terlatih karena pernah mengalami tsunami," jelasnya.
Di sekitar pantai Babakan Pangandaran sendiri sudah ada plang tanda jalur evakuasi dan tangga tangga untuk mengakses puncak bukit.
Hingga malam hari belum ada laporan korban jiwa dan kerusakan yang berarti. Informasi yang diterima JPG, hanya ada satu dua rumah di Lebak dan Pandeglang yang mengalami roboh tembok karena gempa.
Aktivitas penyeberangan di pelabuhan Merak-Bakauheni berlangsung normal. Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub R Agus H Purnomo memerintahkan jajarannya untuk mengecek sarana dan prasarana yang terkena gempa tersebut khususnya di Banten, Lampung, dan sekitarnya. Menurut laporan yang diterimanya, tidak ada sarana pelabuhan yang terdampak gempa.
"Pelayanan ke pelabuhanan berjalan normal," ucapnya kemarin.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi menyatakan bahwa kondisi penyeberangan lintas Merak-Bakauheni saat ini masih beroperasi normal.
"Saya minta seluruh petugas di lapangan juga untuk melakukan tindakan antisipasi guna meminimalkan risiko baik keselamatan maupun gangguan operasional," ucap Budi.
Pascagempa, pengecekan menyeluruh dilakukan mulai dari sisi udara, sisi darat serta fasilitas pelayanan navigasi penerbangan.
Selain itu telah dilaksanakan runway inspection. Hasilnya runway dalam keadaan aman.(tau/deb/lyn/jpg)
Editor: Arif Oktafian