Keberadaan terbaru Saefulah tercium di kawasan Khorasan, Afghanistan. Dia bergeser ke Afghanistan akibat kekalahan ISIS di Suriah sehingga membuat anggota pecah. ’’Ini daerah abu-abu, daerah perbatasan yang tidak bisa dikontrol oleh satu pemerintah, itu sebabnya mereka kuat di situ,’’ terang Dedi.
Hubungan Novendri dengan Saefulah sendir terbilang dekat. Novendri dipercaya sebagai tangan kanannya guna menyalurkan dana kegiatan terorisme. Saefulah sendiri diketahui menerima beberapa aliran dana seperti dari negara Trinidad Tobago sebanyak tujuh kali, dari Maldives satu kali, Venezuela satu kali, Jerman dua kali dan Malaysia satu kali.
Selama rentang waktu Maret 2016 sampai September 2017 Saefulah menerima dana mencapai Rp413 miliar. Dengan modus pengiriman melalui Western Union. Pengirim dana dari Trinidad Tobago diketahui bernama Yahya Abdul Karim, Fawaaz Ali, Keberina Deonarine, Ricky Mohammed, Ian Marvin Bailey, dan Furkan Cinar. Sedang dari Maldives bernama Ahmed Afrah dan Muslih Ali.
Kemudian pengirim dari Venezuela adalah Pedro Manuel Moralez Mendoza. Kemudian, pengirim dari Jerman yaitu Mehboob Suliman dan Simouh Ilyaas. Sedangkan, pengirim dari Malaysia bernama Jonius Ondie Jahali.
Selain menerima dana, Saefulah juga kedapatan pernah membantu perjalanan kelompok Muhammad Aulia saat dideportasi dari Bangkok pada 13 Juni 2019 lalu, hingga akhirnya berhasil diciduk Densus 88 di Bandara Kuala Namu.
Selanjutnya, Novendri lantas menerima uang Rp18 juta dari Abu Saidah, orang suruhan Saefulah di salah satu mall di Bogor pada September 2018 silam. Uang tersebut kemudian diserahkan kepada pimpinan JAD Bekasi guna merakit bom.