Keterangan tersebut disampaikan langsung oleh Kepala Dinas Penyelamatan Bawah Air (Dislambair) Komando Armada I Kolonel Laut E Monang Sitompul disela penyelaman kemarin siang.
”Di bawah itu memang ada bodi pesawat, panjang sampai 30 meter,” terang dia. Hanya saja temuan tersebut sudah tidak utuh. ”Hancur dia, seperti kulit jeruk sudah terbuka,” tambah perwira menengah TNI AL yang biasa dipanggil Monang itu.
Pasca KRI Rigel 933 menemukan objek tersebut, 25 penyelam Dislambair yang sejak hari pertama pencarian sudah berada di atas kapal milik Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI AL (Pushidrosal) langsung turun tangan. Dijemput Landing Craft Unit (LCU) 2 KRI Banda Aceh 593, mereka mulai menyelam sekitar pukul 09.45 kemarin.
”Ada 25 orang itu menyelam semua,” ungkap Monang.
Dalam penyelaman kemarin, mereka turut membawa kamera bawah air untuk merekam objek di dasar laut. Menurut Monang, semua penyelam Dislambair Komando Armada I masuk sampai kedalaman 30 meter. Dari sana mereka melihat serpihan tersebut. ”Banyak sekali di situ. Potongan-potongan itu memanjang,” terang dia. Namun demikian, tidak ada serpihan berukuran besar. Semua sudah tercerai berai menjadi ukuran kecil. Dirops Pushidrosal Kolonel Laut Haris Djoko Nugroho yang juga turun langsung dalam pencarian pesawat Lion Air JT 610 beregistrasi PK-LQP pun menyampaikan, KRI Rigel 933 memang menemukan objek di dasar laut yang kondisinya sudah terpecah.
”Jadi, ada mayat, ada puing-puing bagian belakang dari pesawat,” terang Haris, kemarin. Dia yakin betul akan temuan tersebut sebab temuan KRI Rigel 933 sudah dianalisa timnya.
Karena itu, laporan tersebut juga disampaikan kepada Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) SAR Lion Air JT 610 Kolonel Laut Isswarto.
”Alhamdulillah hari ini (kemarin) ditemukan,” imbuhnya.
Dia pun menunjukan langsung hasil temuan KRI Rigel 933 yang sudah diangkat oleh penyelam Dislambair Koarmada I ke permukaan laut. Meski belum seluruhnya, namun potongan pesawat yang ditunjukan Haris jauh lebih besar dari temuan sebelumnya.
Bersama potongan pesawat, juga turut ditunjukkan temuan potongan tubuh dari jenazah korban yang diambil oleh penyelam dari dalam air. Berdasar pantauan Jawa Pos (JPG) lokasi objek dalam air yang ditemukan KRI Rigel 933 tidak jauh dari lokasi temuan objek oleh Kapal Baruna Jaya. Lantaran black box sudah tidak pada tempatnya, bisa jadi alat rekam penerbangan itu terpental keluar saat kecelakaan JT 610 terjadi.
Menurut Isswarto lokasi temuan objek-objek itu tidak terlalu jauh dari koordinat awal hilang, jatuh, dan tenggelamnya JT-610. Jaraknya, sambung dia, sekitar 200 meter.
”Ke arah selatan,” ujarnya.
Dia pun menyebutkan temuan bagian badan pesawat sudah tidak utuh. Hanya saja, tersebar berdekatan satu sama lain. Sehingga membentuk badan pesawat.
”Setelah diselami ternyata terpecah-pecah,” tambah dia.
Sampai kemarin, Isswarto menyebut, belum ditemukan badan pesawat berukuran besar. Namun demikian, Tim SAR Gabungan yang bertugas dalam pencarian JT 610 masih terus berusah mencari. Mereka ingin memastikan ada atau tidak jenazah penumpang yang masih terjebak dalam bodi utama pesawat .
”Dislambair juga masih bekerja di bawah air. Sehingga kita tunggu saja hasil seluruhnya. Semoga masih ada bagian yang lebih besar,” ujarnya.
Meski belum ada potong pesawat dalam ukuran besar yang ditemukan, Isswarto yakin betul temuan KRI Rigel 933 yang kemudian diselami oleh Dislambair Koarmada I adalah bagian dari badan JT-610.
”Sudah yakin bawa itu pesawat Lion (Air yang tenggelam di Perairan Karawang, red),” ungkap dia.
Serupa dengan temuan bagian pesawat, petugas masih belum menemukan jenazah utuh. Semua temuan jenazah serupa hasil pencarian sebelumnya. Ada bagian-bagian tubuh jenazah korban yang mereka temukan. Baik tangan, kaki, maupun bagian lainnya. Lebih lanjut, dia memastikan bahwa, temuan black box tidak lantas menghentikan pencarian jenazah korban. Tugas itu tetap dilanjutkan.
”Kami akan tetap mencari, tugas kami tetap harus menuntaskan pencarian terhadap puing maupun jenazah korban,” ungkap Isswarto.(jun/syn/ted)
(Laporan JPG, Jakarta)