KISAH SEORANG SUAMI YANG TABAH

Ini Bukan Sinetron, Ada Suami Babu Mewariskan Harta Senilai Rp3 Miliar

Nasional | Senin, 07 Maret 2016 - 00:09 WIB

Ini Bukan Sinetron, Ada Suami Babu Mewariskan Harta Senilai Rp3 Miliar
Ilustrasi.

Bak ratu dalam rumah, dia hanya menyuruh ini itu. Kalau kesal, Melati kadang menyuruh Jhon tidur di teras. Waduh....

Namun, Jhon adalah seorang suami yang penyabar. Dia tidak pernah membalas perlakuan sang istri. Sebaliknya, di pikiran Melati, dia malah merasa bangga bisa memperlakukan suami yang tidak dicintainya itu. Kini, sikap itu menjadi penyesalan untuk selamanya.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Jhon meninggalkan mereka untuk selamanya karena sikap Melati. Waktu itu, dia sedang asyik spa, tapi ternyata dompetnya ketinggalan di rumah. Bukannya pulang ke rumah untuk mengambil. Sembari marah-marah, Melati menelepon Jhon untuk mengambilnya di rumah, tidak peduli ketika itu Jhon sedang bekerja.

Karena tergesa-gesa, suami pun menggunakan mobil begitu kencang hingga terjadi terjadi kecelakaan yang membuatnya meninggal seketika. "Saya terima telepon kalau suami meninggal, begitu tak percaya. Saya stres sekali,” kata Karin.

Saking shock-nya, Melati sampai tak keluar rumah empat bulan lebih. Dia baru sadar dan harus berjuang sendiri, ketika kedua anaknya yang masih sangat kecil menangis dan meminta dia tak bersedih lagi.

“Saya tidak boleh sedih lagi. Saya harus bekerja untuk masa depan anakanak,” kata warga Keputih tersebut. Dengan modal S1 dan tidak memiliki pengalaman kerja sama sekali, dia pun menjual perhiasannya untuk membuka butik di rumahnya.

“Awalnya sering rugi. Lha selama ini suami yang kerja dan bisnis. Kolaps benar,” kata Melati. Suaminya waktu itu bekerja sebagai kontraktor dan bisnis properti. Waktu berjalan. Kesendirian dan perjuangannya untuk bertahan akhirnya membawa berkah. Butik kecilnya kini kian besar. Melati memang memiliki keahlian di dunia desainer dan juga menjahit.

Seakan mendapatkan durian jatuh dari pohonnya, awal Januari 2016 lalu, seorang pengacara datang ke rumahnya. Dia menyerahkan surat wasiat dan beberapa sertifikat warisan beberapa rumah dan tanah di Pasuruan atas namanya. Kali ini dia shock. Tapi, kali ini luar biasa. Antara menyesal, sedih, terharu.

"Seperti tahu dulu sebelum meninggal, sang suami ternyata memberikan wasiat kalau harta warisan itu memang untuk dia dan anak-anak,” jelas Melati. Dalam surat warisan itu, suaminya meminta dia menjaga anak dan menyekolahkannya ke luar negeri.

"Pengacara baru memberi tahu karena tahun ini anak-anak harus melanjutkan sekolah. Saya tidak menyangka suami saya bisa sangat perhatian sama kami,” kata Melati menangis tersedu-sedu.(umihanyakasah/opi/awa)

Laporan: JPG

Editor: Fopin A Sinaga









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook