JAKARTA (RIAUPOS.CO)-- Banjir dan tanah longsor menjadi kado awal tahun 2020 bagi warga DKI Jakarta, Kota Bekasi dan wilayah sekitarnya. Pada malam pergantian tahun, hujan deras dengan intensitas 100 hingga 300 milimeter (mm) tercurah tanpa henti hingga Rabu (1/1) siang.
BMKG mencatat curah hujan ekstrem merata tumpah ke wilayah Jabodetabek. Kawasan Halim mencatatkan rekor dengan curah hujan hingga 377 mm. Jauh di atas kategori hujan deras yang berkisar antara 50 hingga 100 mm. Kanal dan jaringan sungai besar di Jakarta seperti DAS Kali Krukut, Ciliwung, Cakung dan Sungai Sunter meluap sejak dini hari. Air mulai meninggi di Bendung Katulampa, Pintu Air Manggarai, Karet dan Pesanggrahan sejak pukul 03.00 WIB. Pada pukul 04.00 WIB, tinggi muka air di Pintu Air Manggarai, Karet, Pesanggrahan, Pasar Ikan, Sunter Hulu, dan Pulo Gadung melaporkan telah menyentuh siaga 3 dan 2.
Luapan Kali Pesanggrahan menggenangi permukiman warga di Jakarta bagian barat. Beberapa underpass di bawah Jalan Tol JORR tenggelam dan tidak bisa dilewati kendaraan. Warga harus hati-hati menyeberangi jembatan yang melintasi kali pesanggrahan karena air sungai mengalir hingga ke atas jembatan.
Pada pagi hari, air mulai melumpuhkan jalan-jalan arteri Jakarta. Kawasan persimpangan di dekat Universitas Tarumanegara dan Universitas Trisakti terendam banjir. Praktis memutus akses menuju Bandara Soekarno-Hatta. Underpass lain seperti Mampang dan Cawang juga dilaporkan tidak bisa dilalui kendaraan kecuali kendaraan besar.
Air juga merendam sebagian lajur Jalan Daan Mogot maupun Jalan Tol Jakarta-Tangerang. Memicu antrian panjang kendaraan. Selain itu, kawasan Bidara Cina, Kampung Melayu, Pulomas, Cipinang, Kelapa Gading, Lapangan Golf Pangkalan Jati, Setu Babakan serta beberapa wilayah di bantaran sungai Ciliwung juga terendam.
Berdasar data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, ada 13 kelurahan di Jakarta terdampak banjir, pada Rabu (1/1). Jumlah tersebut bisa meningkat. Sebelumnya hanya delapan dari lima wilayah ibu kota. Yakni, Jakarta Selatan, Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Timur, dan Jakarta Pusat.
Kepala Pusat Data Informasi dan Kebencanaan BPBD DKI, Muhammad Ridwan mengungkapkan, pihaknya terus memperbarui data wilayah terdampak banjir di Jakarta. Misalnya, Jakarta Selatan, 31 Desember 2019 hanya ada satu wilayah tergenang dan kini. Namun, kemarin sudah tiga kelurahan. Yakni, Manggarai Selatan, Petogogan, dan Cilandak Timur.
Dia menjelaskan, Kelurahan Petogogan, Jakarta Selatan, genangan di tiga wilayah tersebut mencapai 150 cm. "BPBD DKI, telah siapkan evakuasi warga di sana," kata Ridwan di Jakarta kemarin.
Begitu pun, dengan wilayah lainnya. Kata dia, BPBD terus melakukan pemantaun. Di Jakarta Timur, delapan kelurahan itu adalah Cipinang Melayu, Pinang Ranti, Halim Perdanakusuma, Kampung Melayu, Makassar, Cawang, Kramatjati, dan Pondok Bambu.
"Tinggi air variasi dari 10 cm sampai lebih 1 meter. Berdasar, catatan terbaru, tinggi genangan di sebagian wilayah. Yakni, Halim Perdanakusuma, Cawang, dan Pondok Bambu, berkisar 100-200 sentimeter," jelas dia.
Banjir yang begitu tinggi juga bahkan menghanyutkan dan merendam mobil-mobil yang terparkir. Beberapa pool taksi Bluebird dilaporkan tenggelam oleh banjir. Kendati demikian pihak Bluebird belum bisa menyebutkan angka pasti armada yang rusak.
"Kami saat ini fokus melakukan evakuasi dan pendataan terhadap unit operasional yang terdampak dari banjir ini," ujar Direktur Marketing PT Blue Bird Tbk Amelia Nasution, kemarin.
Sekitar pukul 06.00 WIB, Bandara Internasional Halim Perdanakusuma tutup. Banjir setinggi 30 cm menutup landasan pacu dengan ketinggian mencapai 30 cm. Bandara baru dibuka 9 jam kemudian. Yakni pada pukul 14.30 WIB "Selanjutnya akan dievaluasi lagi bila kondisi runway dapat dioperasikan kembali dengan lebar 45 m," kata Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub Polana B Pramesti.
Dengan lebar runway 30 meter, pesawat yang dapat dioperasikan sementara adalah type sejenis A320 dan Boeing 737. Kepala Dinas Penerangan TNI AU (Kadispenau) Marsekal Pertama TNI Fajar Adriyanto menyatakan penerbangan militer juga terdampak.
"Jadi, semua penerbangan. Nggak peduli militer, sipil. Sama semua," beber Fajar.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menyatakan pada pagi hari pihaknya langsung mengirimkan pompa-pompa ke titik genangan arteri utama Jakarta seperti simpang susun Untar maupun Cawang. Dibantu dengan pompa dari milik pemprov DKI Jakarta dan Jasa Marga.
Basuki berkeyakinan bahwa yang diperlukan segera untuk dilakukan adalah normalisasi dan perluasan sungai-sungai besar. Ia mencontohkan Kali Ciliwung. PUPR telah berhasil menormalisasi 16 kilometer dari total 33 kilometer. Namun sejak 2 tahun lalu, proses terhenti karena persoalan pembebasan lahan. "Ya pemdanya (Pemprov DKI Jakarta, red) tidak mau bebasin," katanya.
Basuki menyebut bahwa perbedaan sangat nyata terlihat. Bantaran 16 kilometer yang telah dinormalisasi tidak mengalami banjir parah. "Buktinya Kampung Melayu mana banjir? Tapi diatasnya Bidara Cina kan meluap?" kata Basuki.
Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tidak sependapat dengan Basuki. Menurutnya, daripada melebarkan sungai, kunci utama agar Jakarta bebas banjir adalah mengendalikan air kiriman dari daerah hulu di selatan Jakarta.
"Selama air dari hulu tidak bisa kita kendalikan, selebar apapun sungainya ya percuma," katanya.
Anies lebih berharap pada proyek 2 bendungan yang digarap PUPR yakni Bendungan Sukamahi dan Ciawi. "Kalau 2 bendungan selesai maka volume air yang masuk ke kawasan pesisir bisa dikendalikan, in sya Allah kita akan terbebas dari banjir," katanya.
Terpisah, Presiden Joko Widodo langsung memberikan instruksi terkait bencana banjir yang melanda kawasan Ibukota Jakarta dan sekitarnya. Kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), pemerintah provinsi, dan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan atau Basarnas, dia meminta untuk mengutamakan keselamatan jiwa. "Pertama, urusan banjir yang paling penting ini adalah yang berkaitan dengan keselamatan warga dinomorsatukan," ujarnya di Istana Kepresidenan Yogyakarta, kemarin (1/1).
Agar berjalan efektif, presiden meminta ketiga lembaga untuk tidak bekerja sendiri-sendiri, melainkan secara bersinergi.
"Semuanya harus segera bergerak bersama-sama untuk memberikan rasa aman, memberikan keselamatan kepada warga yang terkena bencana banjir," jelasnya.
Jokowi menambahkan, setelah keselamatan jiwa, fasilitas umum harus menjadi prioritas untuk dilakukan normalisasi. Sebab, berdasarkan informasi yang dia terima, banjir menyebabkan bandara dan tol tidak dapat beroperasi secara maksimal.
"Di beberapa objek vital, saya kira ini harus segera dinormalisasi sehingga fungsi-fungsi itu kembali menjadi normal," tuturnya.(tau/riz/lyn/syn/agf/far/mia/jpg)