JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Menteri Pertahanan Prabowo Subianto berbicara mengenai permasalahan sistem ekonomi yang terjadi saat ini. Dia menyinggung soal trickle down economic atau ekonomi menetes ke bawah efek dari filosofi kapitalis neoliberal.
Hal tersebut disampaikan Prabowo saat menjadi pembicara dalam Seminar Kebangsaan Bersama 1000 Guru, Rektor dan Cendekiawan di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Sabtu (30/9).
Ketua Umum Partai Gerindra itu mengatakan, orang Indonesia diajarkan untuk selalu bersifat baik sejak usia dini oleh orang tuanya masing-masing. Tidak ada orang tua yang mengajarkan anaknya menjadi koruptor.
“Sifat Melayu kita salah satu yang diajarkan orang tua adalah, Nak, kalau besar harus jadi orang baik ya? Tidak ada orang tua yang ajarkan, Nak kalau besar kamu harus jadi koruptor ya? Ada tidak? Jangan-jangan ada? Jangan-jangan ada kelompok lain, bangsa lain, yang ajarkan, Nak yang penting anak harus kaya ya tidak perduli caranya bagaimana, persetan dengan yang lain. Ini ternyata ada loh!” ungkap Prabowo.
“Aliran-aliran seperti itu ada filosofinya, namanya kapitalisme neoliberal yang mengajarkan bahwa keserakahan adalah baik yang penting ada pertumbuhan, yang penting kaya raya 1 % itu namanya tricle down economics. Jadi yang miskin tidak apa-apa ya nanti tinggal menunggu tetesan ke bawah, masalahnya netesnya itu begitu sampai di bawah kita semua sudah mati,” imbuhnya.
Saat ini, sambung Prabowo, para tokoh dari Barat di mana paham ini berasal dan berkembang akhirnya menyadari bahwa tricle down economics itu keliru.
“Tokoh senator Amerika Serikat Hilary Clinton mengatakan bahwa sudah waktunya (tricle down economics) dikubur dalam-dalam.
Berikutnya mantan pemimpin IMF Cristine Lagarde dia mengatakan trickle down economics meningkatkan kesenjangan pendapatan menciptakan ketidakadilan di semua negara,” ungkapnya. “Selanjutnya Sri Paus pemimpin agama Katolik dunia mengatakan juga masih saja orang membela teori tricle down economics, mereka begitu lugu dan tidak waspada. Bahkan presiden Amerika Joe Biden mengatakan bahwa here the simple truth, ini kebenaran yang sangat sederhana ekonomi menetes ke bawah tidak pernah berhasil,” tambah Prabowo.
Menurut Prabowo, Indonesia harus berani meninggalkan paham-paham lain dan harus percaya pada apa yang telah diwariskan oleh para pendiri bangsa, yaitu ekonomi Pancasila.
“Ekonomi yang berdasarkan Pancasila yang berada dalam UUD 1945 apa itu? Menurut pendapat saya ini bisa dikaji oleh para pakar harus berdasarkan Pancasila. Prinsip utama ekonomi kita berdasarkan azas-azas religius. Tidak boleh bertentangan azas-azas tersebut.
Ajaran keserakahan tidak cocok dengan kita. Ajaran survival of the tidak cocok dengan kita. Yang lemah harus kita angkat, kita harus juga wujudkan persatuan nasional. Tidak boleh ada suatu pemikiran bahwa, yang penting daerah saya, satu untuk semua, semua untuk satu itu adalah azas kita,” tegas Prabowo.
Dia berharap ke depan ekonomi harus egaliter dan kerakyatan. Selain itu harus ada juga keberpihakan kepada yang lemah dan miskin. Ekonomi Indonesia harus menuju keadilan sosial.
“Artinya ekonomi Pancasila mengambil esensi sosialisme, di mana yang miskin harus diurus oleh negara,” ujar Prabowo.(jpg)