JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Pemprov Sumbar terus berupaya memulangkan para perantau Minang dari Wamena, Papua. Pemulangan tidak hanya dengan menggunakan angkutan pesawat hercules milik TNI-AU, tapi juga dengan kapal laut.
Terbaru 130 perantau dipulangkan lewat kapal Pelni dari Wamena menuju Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. “Hari ini kami memulangkan 130 perantau dari Wamena. Mereka naik kapal menuju Tanjung Priok,” ujar Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit kepada JawaPos.com, Selasa (1/10).
Pelayaran dari Wamena melalui Pelabuhan Jayapura. Sesampai di Tanjung Priok, para perantau itu melanjutkan perjalanan ke Sumbar dengan angkutan bus. Meski disiapkan angkutan lanjutan ke Padang, para perantau diberi kebebasan untuk melanjutkan hidup. Tidak mesti pulang kampung.
“Kalau perantau memilih tinggal di Jakarta tidak masalah. Mungkin saudara mereka banyak di Ibu Kota. Bisa menyambung hidup di sana,” imbuh mantan bupati Pesisir Selatan itu.
Nasrul Abit melanjutkan, proses pemulangan perantau dari Jayapura ke Tanjung Priok ditanggung sepenuhnya oleh PT Pelni. “Semua biaya gratis karena ditanggung oleh Pelni,” kata Nasrul.
Sebelumnya sudah ada 400 perantau Minang yang dibawa pulang kampung pasca kerusuhan di Wamena. Mereka diangkut dengan pesawat hercules milik TNI-AU. Sementara data perantau Minang di Wamena sebelum insiden kerusuhan sekitar 1.800 jiwa.
Sementara itu dari pihak PT Pelni menyatakan, ada 396 pengungsi dari Wamena diungsikan keluar daerah. Semuanya melewati Pelabuhan Jayapura.
Kepala Kesekretariatan Perusahaan PELNI Yahya Kuncoro menyebut, pengungsi itu berlayar dengan tujuan Bau-bau, Makassar, dan Tanjung Priok, Jakarta. Untuk ke Makassar sebanyak 209 pengungsi, Bau-bau (16 pengungsi), dan Tanjung Priok (144 pengungsi).
Semuanya diangkut dengan KM Ciremai. Adapun pelayaran menuju Tanjung Priok memakan waktu hingga tujuh hari. “Pelayaran dimulai hari ini (Selasa, 1/10),” sebut Yahya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal