JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Praktik tentang pengamalan nilai-nilai Pancasila lebih dibutuhkan oleh generasi saat ini ketimbang teori-teori tentang dasar negara Indonesia tersebut.
"Anak milenial tidak bisa diajari satu arah tapi harus dua arah. Semakin didikte dia akan melawan. Begitu juga dengan mengajarkan Pancasila jangan kebanyakan teori, tapi lewat praktik. Teori tetap ada, tapi tidak banyak," kata Pengamat Pendidikan Robertus Budi Setiono menyikapi aksi radikalisme yang mulai masuk ke dunia pendidikan, di Jakarta, Jumat (1/6/2018).
Dia menerangkan, guna menangkal radikalisme, dimulai dari rekrutmen guru. Jangan sampai sekolah meloloskan guru yang menganut paham radikal. Pasalnya paham radikal dengan mudah ditularkan kepada siswa.
"Dari sini diajarkan ke anak-anak kalau kita itu satu walaupun berbeda-beda. Ini salah satu pembentukan karakter Pancasila sila Ketuhanan Yang Maha Esa. Jadi, enggak usah anak-anak disuruh banyak menghafal teori tapi minim praktik," sebutnya.
"Yang suka membeda-bedakan itu kan orang dewasa. Anak-anak enggak tahu, jadi tolong jangan rusak mereka. Sebab radikalisme sangat mudah merasuki generasi milenia yang masa kanak-kanaknya sudah tertanam paham radikal," tuntas Anggota Dewan Pendidikan Jakarta Timur itu. (esy)
Sumber: JPNN
Editor: Boy Riza Utama