Touring Matik Rasa Moge

Liputan Khusus | Minggu, 28 Mei 2023 - 10:27 WIB

Touring Matik Rasa Moge
Infografis (RIAU POS)

RIAUPOS.CO - SEBELUMNYA, motor jenis matik identik dengan kendaraan yang ditunggangi kaum hawa. Namun stigma tersebut mulai pudar seiring banyaknya produksi motor matik dengan cc lebih besar.

Ini menjadi tren masyarakat, para bikers touring itu mengatakan, touring ini adalah berpetualang sambil menikmati hidup, tentu partner kendaraan yang pas itu harus yang powerfull dan nyaman saat dikendarai, serta sporty di jalan.


Seperti yang ditawarkan oleh dua merek ternama saat ini, Yamaha dan Honda. Dua merk kuda besi ini belakangan menjadi sangat disukai banyak pecinta otomotif, terutama bagi bikers touring.

Seperti diutarakan oleh Adeck Blanco dari komunitas Xmax Owner Sumatera XOS Lancang Kuning, dia menyebutkan sebagai pengguna Xmax 250 cc, sebelumya touring menggunakan motor 150 cc,  dia pakai dan dirasakannya, dan kepengen upgrade dari 150 cc ke 250 CC itukan kelasnya lebih tinggi, kenyamanannya dan sistem pengeremennya sudah ABS lengkap semua.  

Kemudian terus tidak perlu lagi pakai box tambahan atau dirombak, karena sudah ada bagasi dibuat sedemikian rupa, dan luas. ‘’Dari pada dirombak dan biaya sudah tidak masuk lagi. Pada akhirnya banyak orang atau para bikers lebih memilih Xmax untuk kendaraan touring,’’ ceritanya soal matik 250 cc ini.

Menjatuhkan pilihan motor touring 250 cc ini, karena penggemar yang biasa pakai motor gede (moge), lalu dapat Xmax dengan sesinya pas, banyak juga anak moge yang turun ke Xmax. Jadi Xmax ini adalah motor menengah. Kemudian Xmax juga termasuk moge-nya motor matik. Modelnya besar cc nya sampai 250 bisa sampai 350 cc. ‘’Jadi bisa dirasakan seperti naik moge juga,’’ tambahnya.

Dia coba membandingkan dengan kendaraan lain yang sejenis, masih standar dan terjangkau, dari jenis yang sama. Selain itu sparepart dan accessories mudah di dapatkan. Untuk kenyamanannya, powernya dengan 250 cc untuk mencari kecepatan 140 km per jam itu tidak lama. Saat mengejar ketinggalan bisa cepat, apalagi pengereman sudah ABS, penguncian sudah menggunakan keyless jadi lebih aman, jok lebih luas dan teknologinya sudah digital jauh lebih nyaman. ‘’Untuk yang terbaru malah sudah connecting dengan GPS,’’ kata Adeck.

Di komunitasnya Xmax Owner Sumatera XOS Lancang Kuning  belum lama berdiri beranggotakan 68 orang, rata-rata pengusaha dan pekerja. Minimal umur anggota 35-70 tahun.

Kemudian dia juga menyampaikan, merawat matic ini disampaikannya tidak sulit, karena dealer sudah mempersiapkan semua dengan mekanik andal, tentu diserahkan sepenuhnya ke dealer resmi untuk service dan lainnya. Kecuali ada yang mau upgrade tentu disesuaikan tempatnya. ‘’Semua serahkan saja ke dealer resmi. Kami tidak mendukung matik ini dimodif khususnya bagian mesin. Kalau mau cari nyaman ya main standar saja. Perawatan ringan secara berkala dan harus rajin itu ganti oli,’’ ungkapnya lagi.

Sedangkan untuk cost touring, semua ditentukan dengan jarak jauh dan dekat. Misalnya mau ke Sumatera Barat (Sumbar) itu yang dipersiapkan cost-nya sekitar Rp500-1juta saja. Masih ringan, kurang lebih saja sama sejenisnya. Masih standar. ’’ Kecuali kalau touring menggunakan moge 1000 cc, baru pening kita untuk cost-nya,’’ tutur Adeck yang mengaku sudah keliling Indoensia dengan motor matik ini.

Mengapa tidak pakai Harley-Davidson saja untuk touring, jelas moge dan nyaman? Disampaikannya, memang jelas jauh enak moge, tapi kembali lagi bicara soal kenyamanan. Lebih irit pastinya dengan matic.

Adeck menceritakan, pengalaman selama touring rute jauhnya, pernah ke Sabang, Mandalika, Labuhan Bajo, Kupang, bahkan yang jarang ditempuh oleh para biker, dia sudah sampai. Artinya selalu mencari titik baru. ‘’Mungkin sebagian biker yang menggunakan pesawat tidak dapat kenikmatan seperti saat menggunakan jalur darat lewat touring. Di sini juga bisa melihat karakter alam, karakter orang baru yang dijumpai, dan pengalaman ini tidak bisa dibayar dengan uang. Banyak tempat yang ditempuh lewat touring ini,’’ sebutnya lagi.

Artinya, silaturahmi lewat touring, sehingga dia punya banyak teman bahkan se Indonesia Adeck ada teman yang bisa dihubungi jika sewaktu-waktu saling mencari informasi.  ‘’Sesama komunitas kami tidak membeda-bedakan, justru semua saling support,’’ katanya.

Tips touring, ala Adeck Blanco, badan harus sehat, jangan memaksakan diri jalan, upayakan setiap 2-3 jam jalan harus istirahat. Isi dengan makan dan minum, hindari jalan malam, fisik harus dijaga dengan istirahat.

Tidak hanya itu, dia juga menyarankan, perlu dipersiapkan, sepatu anti hujan , jas anti hujan, jacket, helm yang ada alat komunikasinya jika rombongan banyak.

Pengalaman touring bersama Honda, PCX 160 CC juga cerita tersendiri, disampaikan Ridwan Munthe, selaku Ketua Chapter Pekanbaru/ Korwil Sumatra 1 HPCI (Honda PCX CLUB Indonesia). Keunggulan motor matic dengan CC dan Body yang lebih besar tentu membuat perjalanan lebih nyaman.

Selain bodi besar yang membuat perjalanan lebih stabil juga kapasitas tangki yang besar tak perlu membuat panik ,cukup tenang bila di perjalanan jauh yang tidak banyak tersedia SPBU. ‘’Menggunakan Honda PCX ini jela tidak selelah saat menggunakan motor berkopling,’’ ungkap Ridwan.

Dia juga mengatakan, PCX agak mahal tapi dari style dan jarak tempuh penggunaan lebih jauh dan cocok untuk para bikers. ‘’Efek dari bodi yang bongsor membuat lebih nyaman berkendara di atasnya dan sudah tentu dengan cc yang lebih besar akselerasi nya pun lebih baik ketimbang matic pada umumnya,’’ ujarnya memberikan penilaian.

Bagaimana perawatannya, apa lebih susah dari motor biasa dengan cc yang sama? ‘’Sama saja tergantung pemakaian, untuk bikers yang sering touring paling lebih banyak pergantian oli, hanya untuk sparepart lebih mahal karena unit CC lebih besar,’’ kata Ridwan.

Sedangkan dari komunitas umum, seperti freedom community Pekanbaru Heri Susanto menjelaskan,  peforma matik dengan cc besar yang ditunggangi saat touring. Tentu memberikan kenyamanan saat ditunggangi ditambah lagi dengan fitur-fiturnya, performance, jadi hal itu menjadi catatan utama menjadikannya motor touring.

Apalagi ini akan menempuh perjalanan dengan waktu dan jarak yang jauh tergantung tujuan yang ingin dicapai. ‘’Secara pribadi saya memilih dengan matik yang cc besar. Selain itu juga, tanki minyak yang besar. Seperti yang saya pakai itu ialah matik Xmax kapasitas tankinya itu 13 L di mana saat menungganginya mencapai jarak 400 km, ini keunggulannya. Disainnya juga menarik. Tampilan di speedo meter banyak fiturnya, menampilkan informasi yang berguna bagi pengendaraannya,’’ kata Heri.

Dalam memilih tunggangan touring ini, kata Heri tidak sembarangan, melihat dari harga motor tersebut, mulai cc-nya tinggi harga semakin mahal, dan kenyamanan tentu menjadi pilihan. Masing-masing merek itu harga belinya berbeda tentunya. ‘’Mengukur dengan kantong kita,’’ paparnya.

Dia juga menceritakan pengalamannya. Hal penting yang harus didapat itu ialah izin dari istri atau keluarga. ‘’Izin untuk touring itu baru didapat belum lama ini, beli motor matik ini 2018, awalnya hanya dipajang dan digunakan untuk sehari-sehari dalam kota saja. Sampai pada akhirnya mendapatkan izin istri untuk touring. Karena ini menjadi penting, saat pergi touring dilepas dengan senyum, didoakan selama pergi, dan pulangnya juga disambut dengan senyum sehingga selama dalam masa touring bisa selamat dan enjoy,’’ ceritanya lagi.

Pengalaman touring pertamanya bersama komunitas ke Alahan Panjang, Sumbar. Setelah itu ternyata punya kenikmatan sendiri saat touring, sehingga mulai aktif untuk touring selanjutnya. ‘’Awalnya saya khawatir, selama perjalanan touring akan membuat sakit pinggang, ternyata tidak terjadi itu, karena motor yang digunakan mampu membuat nyaman, dan diukur dengan kemampuan fisik, 2-3 jam jalan mesti istirahat sebentar, setelah itu baru jalan lagi,’’ ujarnya.

Tergabung dalam komunitas freedom community Pekanbaru, dan motor yang tergabung itu semua jenis dan merek ada, seperti Honda Revo, GL Pro, Beat , Forza, Kawasaki, dan berbagai macam. ‘’Yang perlu ditumbuhkan dalam touring itu ialah kebersamaan. Prinsip yang ditanamkan kepada komunitas ialah, touring itu cari happy bukan cari mati. Tentu dengan membatasi kecepatan selama perjalanan, maksimal 80 km per jam. Kecuali di jalan lurus yang sepi, itu bisa ditancap namun hanya untuk test kecepatan saja. Karena keselamatan adalah paling utama,’’ ungkapnya.

Dalam perjalanan itu pasti banyak yang ditemui, seperti bisa lihat dan merasakan langsung apa yang tidak didapat di daerahnya, Pekanbaru, sampai akhir memuji ciptaan Allah Swt  yang sangat luar biasa disetiap daerah yang dikunjungi dengan touring. ‘’Kita dapat menikmati alam yang indah dari daerah-daerah yang menjadi lintasan touring kita, dan jiwa kita menjadi bebas, ini yang dapat kita rasakan langsung,’’ tuturnya.

Ditegaskannya, touring bukanlah untuk bermewah-mewah, akan tetapi lebih mengajarkan memperkuat kekompakan dan kebersamaan sesama biker.

Perlangkapan touring harus bener-benar dilengkapi, sleeping bed, atau matras angin untuk istirahat tidur, obat-obatan, kunci-kunci kendaraan untuk mengunci misalkan ada baut-baut kendaraan yang longgar, air minum, dan juga rompi/jacket saat mengendara. Jas hujan, dan harus safety riding, khusus untuk helm touring itu harus full face demi keselamatan.(gus)

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook