Seluruh dunia sudah dua tahun diterpa pandemi Covid-19. Namun, dalam enam bulan terakhir pada tahun 2021 ekonomi mulai membaik. Memasuki tahun 2022, sudah saatnya masyarakat dan pasangan muda menjadikan properti sebagai investasi yang harus dimiliki. Sekaranglah saat yang tepat untuk memiliki rumah.
(RIAUPOS.CO) - KONDISI ekonomi, terutama di Indonesia beberapa bulan terakhir membaik. Selain dibantu berbagai stimulus yang diberikan pemerintah melalui program penguatan ekonomi, juga disebabkan kenaikan harga kelapa sawit yang kini melambung.
Serupa dengan dunia otomotif, dunia properti pun kecipratan fulus dari kenaikan harga sawit. Demikian disampaikan Ricci Akbar, Direktur Developer Perumahan PT Arima Karya Properti di Kota Pekanbaru saat berbincang dengan Riau Pos, Sabtu (8/1).
"Ekonomi sekarang dibantu kenaikan harga kelapa sawit beberapa bulan terakhir. Banyak orang luar investasi membeli rumah sekarang. Sejak sawit (naik harganya,red), sekarang perbandingannya dari PNS dengan pemilik perkebunan kelapa sawit itu 70 persen pembeli dari sawit dan 30 persen PNS," ungkap pemilik Perumahan Subrantas City Park, Villa Arima Garden dan Suntai Residence ini.
Di tahun 2022, papar dia, tren dunia properti menunjukkan prospek yang cerah. Penjualan perumahan subsidi tetap diminati, segmen perumahan komersil biasa pun memiliki pasarnya sendiri. "Subsidi masih jalan, dan komersil masih jalan juga. Komersil tipe 45 harga Rp400 jutaan ke bawah masih jalan," jelasnya.
Karakteristik porperti setiap tahun memang memiliki luas tanah yang semakin mengecil, meskipun tidak terlalu jauh penurunannya. Ini dipengaruhi oleh cadangan tanah yang semakin sulit didapat dan semakin mahal harganya.
Oleh pengembang perumahan, kondisi tersebut diakali dengan berbagai trik agar tetap memberikan nilai tambah bagi rumah yang dijual. "Sekarang semakin lama memang trennya mengikuti seperti di Pulau Jawa, semakin kecil (tanahnya, red). Karena cadangan tanah semakin susah dan mahal, pasti makin mengecil. Karena itu, kalau mau niat berinvestasi memang dari sekaranglah saatnya," terang dia.
Hal ini karena, investasi terhadap pemilikan rumah kata dia, tiap tahunnya tidak akan menjadi lebih murah. "Karena beberapa bulan terakhir material naik,bahan naik, otomatis rumah harganya naik, tanah naik. Juga ekonomi sekarang juga sudah membaik. Dan namanya investasi di tanah dan rumah, tidak ada ruginya. Rumah dan tanah tiap tahun nilai investasinya naik," ucapnya.
Pengembang perumahan, pada masyarakat dan konsumen yang akan membeli akan berlomba menunjukkan konsep terbaik dan nilai tambah lain yang didapat jika membeli rumah saat ini. "Dengan macam-macam konsep. Intinya konsumen tetap mau beli. Karena selisihnya hampir tidak jauh beda, paling luas 90 meter persegi ke 102 meter persegi," tuturnya.
Nilai tambah yang diberikan pengembang bagi perumahan yang dijual bermacam-macam, mulai dari menyediakan pagar dan gerbang bagi rumah, rumah memiliki keamanan atau security, menyediakan car port, dan memakai konsep cluster. "Satu pintu gerbang masuk dan keluar, orang nyaman biar tanah kecil tapi tak apa. Memang developer menjual konsep," ujarnya.
Dari beberapa tahun yang lalu dengan sekarang, perkembangan konsep perumahan kata Ricci tidak jauh berbeda. Konsep desain macam klasik modern dan modern tropikal masih diminati. "Sekarang memperindah gaya. Biasanya orang tetap bagaimana supaya dari tahun ke tahun dengan gaya yang berbeda. Juga sekarang memang memamksimalkan pemanfaatan ruang. Diutak-atik agar maksimal," urainya.
Banyak pula tren perumahan yang mengakali lahan yang kecil membangun rumah menjadi tingkat dua. Hanya saja, rumah berlantai dua memiliki tantangan tersendiri dalam menjualnya karena menjadi lebih mahal. "Bangunan memang jadi mahal kalau dua lantai. Jualnya lumayan susah. Rp800 juta sampai Rp1 miliar. Orang beli juga milih, lihat sekelilingnya jangan sampai tidak bagus, security tidak ada," jelasnya.
Bagi masyarakat yang tahun ini ingin membeli rumah, Rici memiliki beberapa saran. Ini agar uang yang dikeluarkan untuk membeli rumah jadi tak sia-sia. Apalagi, rumah cenderung dibeli sekali seumur hidup. Karena ini, salah pilih bisa berarti kerugian yang besar.
Dalam membeli rumah baru, pembeli wajib memastikan kredibilitas pengembang perumahannya. Ini termasuk memastikan legalitas perusahaan dan perumahan beserta izinnya, dan bank yang bekerja sama dengan pengembang perumahan tersebut.
Tidak ditampiknya, ada oknum pengembang yang nakal. Yakni mengambil uang dari pembeli namun perumahan yang dijanjikan tak kunjung dibangun. "Makanya harus lihat juga histori developer-nya siapa," sarannya.
Kemudian yang juga penting adalah, lokasi perumahan bebas banjir atau tidak. Untuk ini, ada trik yang paling mudah mengetahuinya, meskipun rata-rata pengembang mengklaim lokasi perumahannya bebas banjir. "Sebelum beli, keliling dulu, ke RT orang setempat, lokasi seperti apa, pernah banjir atau tidak. Harus punya gambaran situasi," paparnya.
Lalu, pembeli juga patut mengetahui sertipikat rumah yang dibelinya. Untuk perumahan, yang patut dibeli adalah yang memberikan Sertifikat Hak Milik (SHM) atau Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB). "BPN sekarang memberi aturan sertipikat itu SHGB sekarang," ujarnya.***
Laporan MUHAMMAD ALI NURMAN, Pekanbaru